HARAM COPY PASTE KESELURUHAN

Catatan yang ada diblog ini saya harap jangan di copy paste semua. karena ini arsip pribadi perkuliahan saya. Jika toh memang membutuhkan referensi tambahan dari blog saya ini, cantumkan juga alamat laman ini.
terima kasih..

Thursday, December 12, 2013

TAFSIR AL-QUR'AN TENTANG KHALIFAH



TAFSIR AL-QUR’AN TENTANG KHALIFAH

1.       Tafsir Al-Baqarah ayat 30-34
ü  Ayat 30
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
30.  Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu  khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Kelompok ayat ini dimulai dengan penyampaian keputusan Allah kepada para malaikat tentang rencana-Nya menciptakan manusia di bumi. Penyampaian kepada mereka penting karena malaikat akan dibebani sekian tugas menyangkut manusia; ada yang akan bertugas mencatat amal-amal manusia, ada yang bertugas memeliharanya, ada yang membimbingnya, dan sebagainya. Penyampaian itu juga, kelak ketika diketahui manusia, akan mengantarkannya bersyukur kepada Allah atas anugerah-Nya yang tersimpul dalam dialog Allah dengan para malaikat "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Demikian penyampaian Allah SWT.  Mendengar rencana tersebut, para malaikat bertanya tentang makna penciptaan tersebut. Mereka menduga bahwa khalifah ini akan merusak dan menumpahkan darah. Kata khalifah ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum sehingga demikian pasti ada di antara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah. Bisa jadi demikian dugaan malaikat sehingga muncul pertanyya mereka.
Itu hanya dugaan, namun apa pun latar belakangnya, yang pasti adalah mereka bertanya kepada Allah bukan berkeberatan atas rencana-Nya.
Apakah, bukan mengapa, seperti dalam beberapa terjemahan, engkau akan menjadikan khalifah di bumi siapa yang akan merusak dan menumpahkan darah? bisa saja bukan Adam yang mereka maksud merusak dan menumpahkan darah, tetapi anak cucunya.
Rupanya mereka menduga bahwa dunia hanya dibangun dengan tasbih dan tahmid, karena itu malaikat melanjutkan pertanyaan mereka, sedang kami menyucikan, yakni menjauhkan Zat, sifat, dan perbuatan-Mu dari segala yang tidak wajar bagi-Mu, sambil memuji-Mu atas segala nikmat yang engkau anugerahkan kepada kami, termasuk mengilhami kami menyucikan dan memuji-Mu.
Anda perhatikan mereka menyucikan terlebih dahulu, baru memuji. Penyucian mereka itu mencakup penyucian pujian yang mereka ucapkan, jangan sampai pujian tersebut tidak sesuai dengan kebesaran-Nya. Menggabungkan pujian dan penyucian dengan mendahulukan penyucian, ditemukan banyak sekali dalam ayat-ayat al-Quran.
Selanjutnya, para malaikat itu menunjuk diri mereka dengan berkata, dan kami juga menyucikan, yakni membersihkan diri kami sesuai kemampuan yang engkau anugerahkan kepada kami, dan itu kami lakukan demi untuk-Mu.
Mendengar pernyataan mereka, Allah menjawab singkat tanpa membenarkan dan menyalahkan karena memang akan ada di antara yang diciptakan-Nya itu yang berbuat seperti yang diduga malaikat. Allah menjawab singkat, Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Perlu dicatat bahwa kata (خليفة) khalifah pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada yang memahami kata khalifah di sini dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi bukan karena Allah tidak mampu atau menjadikan manusia berkedudukan sebagai Tuhan, namun karena Allah SWT bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan. Ada lagi yang memahaminya dalam arti yang menggantikan makhluk lain dalam menghuni bumi ini.
Betapapun, ayat ini menunjukkan bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan Allah SWT., makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam a.s. dan anak cucunya, serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang terhanpar ini.
Jika demikian, kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu melaksanakan tuganya sesuai dengan petunjuk Allah yang memberinya tugas dan wewenang. Kebijaksanan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya adalah pelanggaran terhadap makna dan tugas kekhalifahan.
Setelah Allah memberikan jawaban lisan singkat, kini pada ayat berikut disusul dengan pembuktian konkret menyangkut kewajaran manusia sekaligus ketidakwajaran malaikat menjadi khalifah di bumi.

ü  Ayat 31-32
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ (#qä9$s% y7oY»ysö6ß Ÿw zNù=Ïæ !$uZs9 žwÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇÌËÈ
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Dia yakni Allah mengajar Adam nama-nama benda seluruhnya, yakni memberinya potensi pengetahuan tentang nama-nama atau kata-kata yang digunakan menunjuk benda-benda, atau mengajarkannya mengenal fungsi benda-benda.
 Ayat ini menginformasikan bahwa manusia dianugerahkan Allah potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan karakteristik benda-benda, misalnya fungsi api, fungsi angin, dan sebagainya. Dia juga dianugerahi potensi untuk berbahasa. Sistem pengajaran bahasa kepada manusia (anak kecil) bukan dimulai dengan mengajarkan kata kerja, tetapi mengajarkannya terlebih dahulu nama-nama. Ini Papa, ini Mama, itu mata, itu pena dan sebagainya. Itulah sebagian makna yang dipahami oleh para ulama dari firman-Nya : Dia mengajar Adam nama-nama (benda) seluruhnya.
Setelah pengajaran Allah dicerna oleh Adam as. Sebagaimana dipahami dari kata kemudian, Allah mengemukakannya benda-benda itu kepada para malaikat lalu berfirman, Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda-benda itu jika kamu benar dalam dugaan kamu bahwa kalian lebih wajar menjadi khalifah.
Sebenarnya, perintah ini bukan bertujuan penugasan menjawab, tetapi bertujuan membuktikan kekeliruan mereka.
Mereka para malaikat yang ditanya itu secara tulus menjawab sambil menyucikan Allah Mahasuci engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya engaku, engkaulah yang maha mengetahui lagi maha bijaksana. Maksud mereka, apa yang engkau tanyakan itu tidak pernah engkau ajarkan kepada kami. Engkau tidak ajarkan itu kepada kami bukan karena engkau tidak tahu, tetapi karena ada hikmah di balik itu.
Demikian jawaban malaikat yang bukan hanya mengaku tidak mengetahui jawaban pertanyaan, tetapi sekaligus mengakui kelemahan mereka dan kesucian Allah SWT. dari segala macam kekurangan atau ketidak adilan, sebagaimana dipahami dari penutup ayat ini.
Benar, pasti ada hikmah di balik itu. Boleh jadi karena pengetahuan menyangkut apa yang diajarkan kepada Adam tidak dibutuhkan oleh para malaikat karena tidak berkaitan dengan fungsi dan tugas mereka. Berbeda dengan manusia, yang dibebani tugas memakmurkan bumi.
Jwaban para malaikat, Sesungguhnya engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Juga mengandung makna bahwa sumber pengetahuan adalah Allah SWT. dia juga mengetahui segala sesuatu termasuk siapa yang wajar menjadi khalifah, dan dia Maha Bijaksana dalam segala tindakan-Nya, termasuk menetapkan makhluk itu sebagai khalifah. Jwaban mereka ini juga menunjukkan kepribadian malaikat dan dapat menjadi bukti bahwa pertanyaan mereka pada ayat 31 diatas bukanlah keberatan sebagaimana diduga sementara orang.
ü  Ayat 33
tA$s% ãPyŠ$t«¯»tƒ Nßg÷¥Î;/Rr& öNÎhͬ!$oÿôœr'Î/ ( !$£Jn=sù Nèdr't6/Rr& öNÎhͬ!$oÿôœr'Î/ tA$s% öNs9r& @è%r& öNä3©9 þÎoTÎ) ãNn=ôãr& |=øxî ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ãNn=÷ær&ur $tB tbrßö7è? $tBur öNçFYä. tbqãKçFõ3s? ÇÌÌÈ
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Unutk membuktikan kemampuan khalifah itu kepada malaikat, Dia, yakni Allah SWT., memerintahkan dengan berfirman : Wahai adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda-benda itu. Perhatikan! Adam diperintah untuk memberitahukan, yakni menyampaikan kepada malaikat, bukan mengajar mereka.
Walaupun malaikat merupakan makhluk-makhluk suci yang tidak mengenal dosa, mereka tidak wajar menjadi khalifah karena yang bertugas menyangkut sesuatu haruslah yang memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan tugasnya. Khalifah yang akan bertugas dibumi, harus mengenal apa yang ada di bumi, paling sedikit nama-namanya atau bahkan potensi yang dimilikinya. Ini tidak diketahui oleh malaikat, tetapi Adam as. Mengetahuinya. Karena itu, dengan jawaban para malikat sebelum ini dan penyampaian Adam kepada mereka, terbuktilah kewajaran makhluk yang diciptakan Allah itu untuk menjadi khalifah di dunia.
Maka, setelah kemampuan Adam as. Terbukti, diberitahukannya kepada mereka para malaikat nama-nama benda-benda itu, Allah berfirman kepada malaikat, Bukankah sudah Ku-katakan kepada kamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang telah kamu sembunyikan? Kita tidak tahu apa yang dilahirkan dalam ucapan dan tingkah laku malaikat, apakah pertanyaan yang mereka ajukan itu atau lainnya. Demikan juga kita tidak tahu apa yang disembunyikannya; yang pasti adalah, apapun yang lahir maupun tersembunyi, keduanya diketahui Allah dalam tingkat pengetahuan yang sama.
Pemanggilan khalifah itu dengan namanya yakni Hai Adam mengandung penghormatan kepadanya serta mengisyaratkan kedekatan yang memanggil terhadap yang dipanggil. Demikian kesan yang diperoleh sementara ulama.
Ayat 34
øŒÎ)ur $oYù=è% Ïps3Í´¯»n=uKù=Ï9 (#rßàfó$# tPyŠKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) 4n1r& uŽy9õ3tFó$#ur tb%x.ur z`ÏB šúï͍Ïÿ»s3ø9$#
Dan (renungkanlah pula) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka pun segera sujud. Tetapi Iblis enggan dan angkuh. Dan dia termasuk kelompok yang kafir.
Sebagai penghormatan kepada sang khalifah yang dianugerahi ilmu dan mendapat tugas mengelola bumi, Allah SWT. secara langsung dan dengan menggunakan kata kami, yang menunjukkan keagungan-Nya bukan lagi dalam bentuk persona ketiga sebagaimana dalam ayat 30, Allah secara langsung memerintahkan : Dan renungkanlah pula ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kepada Adam.
Para malaikat menyadari bahwa perintah ini tidak boleh ditangguhkan karena itu adalah tanda ketaatan dan penyerahan diri kepada-Nya. Maka, mereka pun segera sujud tanpa menunda atau berfikir, apalagi perintah tersbut langsung dari Allah SWT. yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, bukan dari siapa yang bisa jadi keliru, tetapi iblis yang memasukkan dirinya dalam kelompok malaikat sehingga otomatis dicakup pula oleh perintah tersebut, enggan dan menolak sujud, bukan karena tidak ingin sujud kepada selain Allah, tetapi karena dia angkuh, yakni mengabaikan hak pihak lain, dalam hal ini Adam as. Serta memandangnya rendah sambil menganggap dirinya lebih tinggi.
Jangan diduga bahwa keengganan ini baru diketahui Allah SWT. ketika itu. Tidak, sebab memang sejak dahulu, dalam pengetahuan Allah, dia termasuk kelompok makhluk-makhluk yang kafir.

2.       Surat Al-Anam ayat 165
uqèdur Ï%©!$# öNà6n=yèy_ y#Í´¯»n=yz ÇÚöF{$# yìsùuur öNä3ŸÒ÷èt/ s-öqsù <Ù÷èt/ ;M»y_uyŠ öNä.uqè=ö7uŠÏj9 Îû !$tB ö/ä38s?#uä 3 ¨bÎ) y7­/u ßìƒÎŽ|  É>$s)Ïèø9$# ¼çm¯RÎ)ur Öqàÿtós9 7LìÏm§ ÇÊÏÎÈ
165.  Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

3.       Surat An-Nur ayat 55

ytãur ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOä3ZÏB (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßg¨ZxÿÎ=øÜtGó¡uŠs9 Îû ÇÚöF{$# $yJŸ2 y#n=÷tGó$# šúïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% £`uZÅj3uKãs9ur öNçlm; ãNåks]ƒÏŠ Ï%©!$# 4Ó|Ós?ö$# öNçlm; Nåk¨]s9Ïdt7ãŠs9ur .`ÏiB Ï÷èt/ öNÎgÏùöqyz $YZøBr& 4 ÓÍ_tRrßç6÷ètƒ Ÿw šcqä.ÎŽô³ç Î1 $\«øx© 4 `tBur txÿŸ2 y÷èt/ y7Ï9ºsŒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÎÎÈ
55.  Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.

4.       Surat Shaad ayat 26

ߊ¼ãr#y»tƒ $¯RÎ) y7»oYù=yèy_ ZpxÿÎ=yz Îû ÇÚöF{$# Läl÷n$$sù tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# Èd,ptø:$$Î/ Ÿwur ÆìÎ7®Ks? 3uqygø9$# y7¯=ÅÒãŠsù `tã È@Î6y «!$# 4 ¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbq=ÅÒtƒ `tã È@Î6y «!$# öNßgs9 Ò>#xtã 7ƒÏx© $yJÎ/ (#qÝ¡nS tPöqtƒ É>$|¡Ïtø:$# ÇËÏÈ
26.  Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan.

Ø  Tugas Khalifah dibumi

No comments:

Post a Comment