HARAM COPY PASTE KESELURUHAN

Catatan yang ada diblog ini saya harap jangan di copy paste semua. karena ini arsip pribadi perkuliahan saya. Jika toh memang membutuhkan referensi tambahan dari blog saya ini, cantumkan juga alamat laman ini.
terima kasih..

Wednesday, June 25, 2014

etika ilmu



ETIKA ILMU

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Filsafat Etika
Dosen Pengampu : Dr. H. M. Darori Amin, MA.





                                                                 

Di susun oleh :
LUKMAN HAKIM                 (124411026)
         
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

I.         PENDAHULUAN
Pada abad milinium ini, globalisasi dan modernisasi telah berkembangan pesat dan sudah menguasai dunia ini. Dengan datangnya dua hal tersebut salah satunya ditandai dengan munculnya ilmu teknologi / pengetahuan yang berkembang sangat signifikan dan progres.
Dan sekarang manusia hidup tidak bisa jauh dari perkembangan teknologi, misalnya menggunakan listrik, handpone, motor, mobil, dll. Teknologi ini sangat bermanfaat dan berguna bagi manusia untuk membantu keperluan kehidupan sehari-hari dan ini dalam koridor digunakan untuk hal-hal positif. Namun,  jika menggunakan ilmu tanpa etika maka yang terjadi adalah ilmu itu dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi/kelompok yang bertujuan negatif atau tidak baik, misalnya atom untuk persenjataan perang (untuk mengebom), narkoba digunakan untuk hal negatif dan tanpa resep dokter, dll. Masih banyak penyelewengan-pengelewengan dalam menggunakan ilmu.
Nah, disini pemakalah sedikit akan menjelaskan sebenarnya etika ilmu itu apa dan permasalahan-permasalahan dalm etika ilmu itu apa saja.

II.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian etika ilmu?
2.      Apa hakekat etika ilmu?
3.      Apa saja masalah etika dalam pengembangan ilmu?

III.   PEMBAHASAN
1.      Pengertian etika ilmu
Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moralEtika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dalam arti umum adalah dapat dilukiskan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang dipakai oleh seseorang atau suatu kelompok sebagai pegangan bagi tingkah laku. Etika berlaku dalam konteks individu maupun sosial. Yang sesuai dengan etika adalah baik secara moral; yang menyimpang dari etika adalah buruk secara moral. Tetapi kata “etika” mempunyai arti lain, yaitu ilmu. Jadi, etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang yang harus dilakukan manusia dan yang tidak boleh dilakukan oleh manusia.[1]
Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.[2]
Objek ilmu meliputi objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek formal adalah cara pandang tertentu tentang objek material tersebut, seperti pendekatan empiris dan eksperimen dalam ilmu kedokteran.
Jika sudah menjadi ilmu pengetahuan, maka klasifikasi ilmu berkembang secara umum menjadi beragam cabang, natural sciences, seperti ilmu fisika, kimia, astronomi, biologi, botani; social sciences seperti ilmu sosiologi, ekonomi, politik, antropologi; serta humanity science seperti ilmu bahasa, agama, kesusastraan, kesenian.[3]
Jadi, etika ilmu adalah suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akan dianalisis (diyakini). Atau lebih mudahnya adalah menggunakan etika dalam ilmu, maksudnya bagaimana tujuan, motif, dan motivasi dalam mencari ilmu dan mempergunakan ilmu  dengan konsep baik dan buruk.
2.      Hakikat Etika Ilmu
Untuk melacak kenetralan ilmu, maka applied-science atau ilmu terapan atau teknologi di dunia modern tidak dapat dijadikan sebagai indikator ilmu dalam kategori netral atau tidak netral. Kenetralan ilmu terletak pada pengetahuan yang  asli, murni, tanpa pamrih, tanpa motif atau guna. Artinya, ilmu akan netral bila bebas nilai secara moral dan sosial.
Namun demikian, dalam perkembangan ilmu tidak sedikit yang semestinya netral dan bertujuan baik karena dipraktikkan oleh ilrnuwan yang disebabkan banyak faktor seperti sosial-politik sehingga eksperimen dan penelitian yang dilakukan berkembang sesuai dengan kepentingannya, bukan berdasarkan pada kepentingan ilmu. Kemudian ilmu berkembang sebagai sesuatu yang tidak netral, bahkan seringkali menciptakan traumatik terhadap lingkungan.[4]
Dalam konteks kenetralan ilmu yang kemudian menjadi tidak netral, bahkan menjadi sesuatu yang traumatik, siapa yang mesti bertanggung jawab? Ilmu atau ilmuwan? Apakah Albert Einstein harus bertanggung jawab atas bom-bom yang sebenarnya merupakan perwujudan secara praktis dari pandangan teori murninya mengenai “interconvertablitas” dari zat dan energi?
3.      Masalah etika dalam pengembangan ilmu
Etika sebagai kelompok filsafat merupakan sikap kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika sangat berkaitan dengan pelbagai masalah-masalah nilai (values) karena pokok kajian etika terletak pada ragam masalah nilai “susila” dan “tidak susila”, baik” dan “buruk”.
Etika dalam konteks ilmu adalah nilai (value). Dalam perkembangan ilmu sering digunakan metode trial and error, dan dari sinilah kemudian sering menimbulkan permasalahan eksistensi ilmu ketika eksperimentasi ternyata seringkali menimbulkan fatal error sehingga tuntutan etika sangat dibutuhkan sebagai acuan moral bagi pengembangan ilmu. Dalam konteks ini, eksistensi etika dapat diwujudkan dalam visi, misi, keputusan, pedoman perilaku, dan kebijakan moral.
Ada empat klaster domain etika yang sangat dibutuhkan dalam eksperimen dan pengembangan ilmu, yaitu berupa (1) temuan basic research, (2) rekayasa teknologi, (3) dampak sosial pengembangan teknologi, serta (4) rekayasa sosial. Dari empat klaster tersebut akan melahirkan integritas profesionalitas, tanggungjawab ilmuwan, tanggungjawab terhadap kebenaran, hak azasi manusia, hak masyarakat, dan sebagainya. [5]

1.      Temuan basic research
Beberapa contoh yang berkaitan dengan basic research adalah penemuan DNA sebagai konstitusi genetik makhluk hidup. Ketika ditemukan tentang DNA unggul dan DNA cacat, dan pada saat dikembangkan pada wilayah kehidupan alam seperti DNA pohon jati unggul dipergunakan untuk memperluas dan meningkatkan reboisasi, maka hal ini tidak menemukan masalah. Demikian juga penemuan ilmu tentang kloning, ilmu tidak mengalami kendali etika ketika hanya merambah eksperimen pada hewan, semisal rekayasa domba masa depan agar dapat memberi protein hewani pada manusia yang semakin bertambah dengan cepat juga belum bermasalah. Namun demikian, ilmu tentang pengembangan DNA dan kloning kelas akan tidak mempunyai nilai etika, jika masuk domain manusia.
Atau tentang sinar gamma (sinar X) bermanfaat untuk kedokteran, Sinar beta (sinar laser) bermanfaat dunia konstruksi, Sinar alpha merupakan sinar radioaktif, dan partikel alpha kita kenal sebagai atom helium dan atom hidrogen. Akan tetapi terkadang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi/kelompok dengan direkayasa untuk tujuan perang : untuk mendeteksi musuh dalam gelap, untuk membuat senjata laser, dan untuk membuat bom atom. Menyedihkan.[6]

2.      Temuan Rekayasa Teknologik
Thalidomide, suatu temuan obat tidur yang telah diadakan uji klinis pada binatang, tetapi tidak untuk manusia. Posisi ilmu tidak mengalami masalah etik. Dalam per-kembangan selanjutnya, apabila thalidomide digunakan oleh ibu mengandung memasuki bulan kedua dan terbukti dapat mengakibatkan bentuk janin bayi menjadi tidak normal, maka uji klinis pun mesti diperketat. Masalah berikut adalah bagaimana tanggungjawab etik terhadap eksperimentasi klinis pada manusia? Itu perlu. Akan tetapi terhadap orang yang menjadi obyek eksperimentasi klinis, bagaimana ?[7] haruskan mengorbankan orang lain untuk kemajuan keilmuan?



3.      Dampak Sosial Pengembangan Teknolog
Ada dua dampak sosial yang kemungkinan dihadapi dalam pengembangan teknologi, individual atau sosial secara keseluruhan. Misalnya DNA sebagai konstitusi genetik makhluk hidup maka dapat memberi dampak pada martabat manusia, khususnya nilai-nilai perkawinan yang dapat melahirkan keturunan yang diakui oleh agama. Demikian juga dengan ilmu kloning, jika hanya dengan maksud untuk meningkatkan kualitas manusia, justru akan menghancurkan martabat manusia, diskriminasi terhadap orang lemah.
Bom atom nuklir yang menjadi ancaman seluruh manusia merupakan akibat penemuan energi partikel alpha radioaktif yang dipergunakan secara destruktif yang semestinya untuk keperluan medis dan alternatif energi listrik. Sebagai contoh ketika terjadi di Nagasaki dan Hirosima Jepang yang luluh lantak akibat dibom atom oleh Amerika Serikat pada Akhir Perang Dunia II tahun 1945.[8]

4.      Rekayasa Sosial
Salah satu dari rekayasa sosial adalah pemupukan kepercayaan terhadap pemikiran yang monolitik, seperti sistem monarkhi demi pelanggengan kekuasaan, sistem kapitalisme dan sosialisme, sistem kasta yang mentabukan perkawinan antarkasta, dan lain sebagainya.
     Dari empat klaster berikut contoh-contoh yang dikemukakan menunjukkan bahwa etika dalam pendekatan filsafat ilmu belum muncul kalau hanya pada wilayah epistemologik, namun mem-bicarakan aksiologik keilmuan, mau tidak mau etika harus terlibat.
Etika akan membawa pada perkembangan ilmu untuk menciptakan suatu peradaban yang baik, bukan menciptakan malapetaka dan kehancuran. Misi ilmu tidak sejalan dengan yang dikatakan Bacon bahwa “knowledge is power”,[9] pengetahuan sebagai kekuatan. Siapa yang ingin menguasai alam semesta maka harus menguasai ilmu. Akan tetapi, yang kurang bijaksana adalah jika manusia menguasai alam dan memperlakukannya tanpa memperhitungkan norma-norma etis dalam hubungannya dengan alam. Apa yang terjadi? Banyak sekali terjadi kerusakan lingkungan hidup yang pada gilirannya akan mengancam kelangsungan hidup manusia juga.
IV.   SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa etika ilmu adalah suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akan dianalisis (diyakini). Atau lebih mudahnya adalah menggunakan etika dalam ilmu, maksudnya bagaimana tujuan, motif, dan motivasi dalam mencari ilmu dan mempergunakan ilmu  dengan konsep baik dan buruk.
Yang menjadi catatan khusus adalah pergunakanlah ilmu sebaik-baiknya dalam koridor positif dan jangan menggunakan ilmu yang bersifat merusakan. Serta jangan mengembangkan suatu ilmu yang ada menuju pengembangan ilmu yang bersifat kejahatan yang menguntungkan diri sendiri/kelompok.

V.      PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya uraikan. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena sesungguhnya kesempurnaan itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari saya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita.

















DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar Amsal, Filsafat Agama, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997
Bertens Kees, Kepribadian Moral : Telaah atas Masalah Etika, Yogyakarta : Kanisius, 2003
Muhadjir Noeng, Filsafal llmu : Telaah Sistematis Fungsional Komparatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998
Suijoatmodjo Pranjoto, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Depdikbud, 1988
Tim Dosen UGM, Filsafat Ilmu, Yogyakarta :  Liberty, 1996



[1] Kees Bertens, Kepribadian Moral : Telaah atas Masalah Etika (Yogyakarta : Kanisius, 2003), hlm. 69-70
[3] Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 1.
[4] Pranjoto Suijoatmodjo, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Depdikbud, 1988), hlm. 146-148.
[5] Noeng Muhadjir, Filsafal llmu : Telaah Sistematis Fungsional Komparatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), hal. 148.
[6] Ibid., hlm. 148-149
[7] Ibid., hlm. 150
[8] Ibid., hlm. 151-152
[9] Tim Dosen UGM, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta : Liberty, 1996), hlm. 157.

Tuesday, June 24, 2014

Analisis Video Dosen



Analisis terhadap video
Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Syukur, M.A. dan Ibu Dra. Fathimah Usman, M.Si.

Acara salah satu program televisi negara yaitu TVRI ini disajikan dengan format video, yang mengusung tema “Cancer Survivor” dengan tiga rangkai kata motivasi di bawahnya yaitu fight – belive – win, sungguh tema yang sangat luar biasa. Dan selanjutnya video ini dibagi menjadi 3 part, part 1 berisikan tentang video klip, part 2 wawancara Prof. Dr. H. M. Amin Syukur, M.A. dan part 3 berisikan tentang wawancara dengan Ibu Dra. Fathimah Usman, M.Si.. Part-part tersebut saya mencoba untuk menganalisisnya secara objektif.
Sebelum menganalisis part demi part diatas saya tertarik membahas dahulu tentang tema video ini “Cancer SurvivorFight – belive – win. Sungguh tema yang sangat menakjubkan, inspiratif, dan motivasi buat semua orang, lebih-lebih kepada orang-orang yang mengidap penyakit kanker. Tema yang diusung yaitu orang yang selamat dari kanker, dan ditambah dengan 3 kata kunci yang sangat – sangat dahsyat serta mendalam, yang pertama fight, bertarung dan berjuang mengalahkan kankernya yaitu dengan cara ikhtiyar dan do’a, selanjutnya belive, setelah bertarung dan berjuang juga harus menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri bahwa pasti bisa dan pasti sembuh, dan yang terakhir adalah win yaitu meraih kemenangan (sembuh).
Ø  Part pertama
Disini berisikan tentang korelasi antara lagu (musik) dengan penayangan video klip seorang anak peengidap penyakit kanker. Ada hal-hal yang saya tangkap dalam video klip ini diantaranya :
o   Sebelum menginjak ke Video klipnya terlebih dahulu dimunculkan kata-kata sugestif dan motivasi terhadap berbagai permasalahan dalam hidup kita yang berkaitan dengan kegagalan. Misalnya “Anda dengan tegas harus menolak untuk berhenti dan kalah”, “Anda mengerti bahwa setiap kegagalan merupakan tanda bahwa keberhasilan sudah semakin dekat dengan anda”.
o   Selanjutnya masuk pada video klip tersebut. Disini mengandung beberapa ibroh (pelajaran) yang bisa kita petik dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya, bahwa setiap permasalahan yang ada ataupun ketika mengidap suatu penyakit yaitu mulai dari yang ringan sampai serius harus dihadapi dengan dua hal, berkaitan dengan Internal : ceria, suka cita, tidak merasa terbebani, dan yang eksternal : orang yang sakit harus mendapat kasih sayang penuh dari semuanya terutama dari keluarga.
o   Ada tiga kata motivasi “stronger – fighter – hope”. Yang pertama adalah stronger yaitu memiliki kekuatan untuk terus bersemangat, selalu ceria, tidak perlu takut, cemas, dan gelisah serta menghadapinya dengan keyakinan sembuh yang tinggi. Yang kedua adalah fighter yaitu diri ini harus berusaha dan bertarung dengan penyakit kita, jangan dibiarkan tidak diobati. Kita harus mengalahkannya dengan cara ikhtiyar, do’a dan semangat / keyakinan. Dan yang ketiga Hope yaitu harapan itu pasti ada dan dimiliki oleh semua orang. Kita harus mempunyai harapan yang setinggi-tinggi untuk memotivasi diri dan membantu menyukseskan penyakit itu cepat keluar.

Ø  Part kedua
Berisikan wawancara antara sang pembawa acara (host) dengan Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Syukur, M.A.. Beliau terkena kanker dua kali, yang pertama kanker otak dan yang kedua kanker nasofaring (kanker ganas) stadium 2 akhir. Ketika mengidap kanker nasofaring ini beliau dibestral 30 kali serta dikemo 6 kali dan difonis dokter umurnya tidak akan lama lagi. Tapi satu kata yang bisa saya ucapkan “Subhana Allah” ketika melihat bagaimana bapak Amin mensikapi semua itu. Dan beliau adalah salah satu orang yang hebat karena seluruh kehidupannya dipasrahkan kepada Allah, tidak ada rasa takut sedikitpun terhadap masalah-masalahnya dan penyakitnya yang diderita, beliau menghadapinya dengan rasa suka cita, menerima, dan bersyukur. Dan inilah kata-kata atau tips trik dari beliau ketika mendapat musibah / penyakit untuk memotivasi dirinya sendiri, diantaranya :
o   Beliau sembuh karena do’a semua orang dan do’anya sendiri
o   Beliau berikhtiyar dengan medis juga dengan hati (dzikir)
o   Ketika rasa sakit muncul, beliau mengatakan Alhamdulillah, karena sakit adalah bentuk kasih sayang tuhan terhadap hambanya.
o   Tidak boleh ada paradigma “Sakit akan Mati”,  tapi kenyataannya orang yang tidak sakit juga banyak yang mati. Dan Jangan juga berparadigma seperti ini “Kanker – mati” kalau berfikir seperti itu hati tidak bisa semeleh / pasrah kepada Allah.
o   Kita harus mengikuti sunnatullah, yaitu harus berobat. Dan dalam rangka mewujukan itu ada 2 hal, yang pertama adalah aktif yaitu berobat dan yang kedua pasif yaitu pasrah kepada Allah. Dan keduanya harus berjalan bersama-sama.
o   Semua hal yang kita dapatkan adalah jatah dari Allah, kita tidak bisa menolak. Ini adalah skenario tuhan.
o   Sebelum operasi otak beliau membaca dzikir – dzikir , sholawat nariyah, setelah operasi membaca Yasin.
o   Yang paling berperan adalah diri sendiri yaitu kekuatan dari dalam yang disebut “Fost” dan kekuatan dari luar yaitu “Power” motivasi. Karena fost memiliki kekuatan 88% dan otak 12%. Dan jika yakin sembuh ya maka akan sembuh.
o   Allah tidak pernah salah, pasti benar, dan terbaik untukku. Dalam istilah kedokteran ada psiko neuro induktrino monologi yaitu hati yang tenang akan mempengaruhi saraf, saraf kepada kelenjar, kelenjar pada hormon. Jika hormon itu sehat maka akan menjadi sistem imun (kekebalan). Kalau gelisah itu hormon sakit, jangan sekali – kali stres, karena stres negatif akan menghasilkan sakit.
o   Penyakit bisa disembuhkan dengan dzikir tapi harus dengan sungguh sungguh dan itu semua bisa dilatih.
Itulah kata kata motivasi bapak Amin bagi dirinya sendiri, dan karena lantaran itulah bapak Amin sembuh dari penyakit kanker ganasnya. Dan banyak sekali ibroh yang dapat diambil dari perjalan bapak Amin melawan sakitnya yang termaktup dalam kata-kata motivasi diatas.
Ø  Part 3
Berisikan wawancara antara sang pembawa acara (host) dengan Ibu Dra. Fathimah Usman, M.Si. Beliau terkena kanker paru-paru pada bulan mei 2013. Sosok Bu Fathimah adalah seorang istri yang sangat setia dan sayang kepada suami dan keluarganya. Ketika bapak Amin terkena penyakit kanker beliaulah yang selalu menemani, selalu memberi suport dan motivasi kepada beliau. dan oleh sebab itu, bapak Amin lebih tegar dan semangat dan lantaran itu penyakit kanker bapak Amin bisa disembuhkan. Tapi Allah mempunyai rencana lain, ketika bapak Amin sudah sembuh gantian ibu Fathimah yang terkena penyakit kanker. Dan sampai sekarang bu Fathimah masih menjalani pengobatan terkait penyakitnya itu. OKI, ibu Fathimah menggunakan tips-trik yang diterapkan dalam kehidupnya dalam menggadapi sakitnya, diantaranya :
o   Pada waktu awal, beliau menerima penyakitnya itu dengan ikhlas, senang, dan juga tidak kaget. Karena semua itu adalah sudah jatah dari Allah, pasti itu yang terbaik bagi hambanya. Dan beliau tidak merasa bahwa dirinya sedang sakit.
o   Allah telah mensekolahkannya, belajar langsung (bukan sekedar teori tapi langsung praktek, kenyataan, dan merasakan) dan beliau berharap lulus.
o   Beliau banyak belajar dari suaminya yaitu bapak Amin. Beliau dikasih motivasi yang sangat luar biasa yang menjadikannya semakin mantap menjalani hidupnya. Bapak Amin bilang jangan berparadigma “Sakit – mati” banyak juga orang yang mati tapi tidak sakit. Misalnya, kematian Uje bukanlah diakibatkan penyakit tapi kecelakaan, bu Fathimah menonton berita itu waktu di asrama ketika umroh, kemudian beliau teringat kata-kata bapak Amin, langsung seketika beliau sujud syukur, bukan karena senang kematian Uje tapi mensyukuri nikmat Allah dan membenarkan kata-kata dari suaminya.
o   Dalam kehidupan beliau menggunakan prinsip kabel listrik. Kabel listrik mempunyai dua komponen, yaitu positif (+) dan negatif (-). Bersikap hidup positif yaitu Allah sudah memilihkan yang terbaik buat hambanya, dan kebanyakan orang menilai tidak sesuai dengan keinginannya, akan tetapi kita harus menerima karena itu adalah standart kebaikan Allah. Optimis Allah memberi terbaik buat hambanya, serta dibarengi dengan keikhlasan, ketulusan, dan menjalankan Sunatullah.
o   Menjalankan Sunatullah (hukum alam). Misalnya manusia pengen punya uang harus kerja, tidak bisa berdo’a saja. Seperti juga sakit maka harus diobati, tidak sekedar ikhtiyar tapi harus juga berdo’a, berjuang, dan pasrah (semeleh) kepada Allah.
o   Beliau sakit kanker ini merasa menjadi orang yang terpilih, karena dikasihi oleh Allah dan sangat bersyukur “Alhamdulillah”.
o   Jangan sampai mati mendadak, itu adalah cilaka. Karena kita masih banyak dosa, jika mendadak tidak sempat bertaubat.
o   Dan lanjutan dari prinsip kabel listrik yaitu yang negatif. Bersikap hidup negatif adalah sikap pasrah total kepada Allah (semeleh)
o   Beliau berprinsip : seberapa lama usia saya, saya berhak bahagia. Sakit juga bahagia, jika merasakan sakit ya Alhamdulillah, saya tidak pernah mengeluh, buat apa sedih.
o   Merasa disayang Allah, bersyukur, dan menjalani hidup dengan rasa bahagia yaitu menikmatinya.
o   Imam Ghozali menyebutkan 4 unsur manusia, yaitu ruh, akal, qalb, dan nafs. Keempat-empatnya berusaha menghidupkannya, terutama pada saat dzikir dan lebih-lebih pada saat ibadah maghdhoh.
o   Allah tidak pernah salah, karena Allah adalah “Subhana Allah” maha suci Allah dari segala perbuatannya. Jadi jangan sedih.
o   Beliau berdo’a : kuatkan hamba bukan sembuhkan hamba.
SIMPULAN :
Itulah hal-hal yang dilakukan oleh Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Syukur, M.A. dan Ibu Dra. Fathimah Usman, M.Si. dalam meniti kehidupannya didunia dan ketika suatu penyakit menyerangnya. Beliau-beliau mengkorelasikan dunia medis dengan dunia spiritual, karena keduanya salah berkaitan. Dunia medis meliputi obat, dokter, dll. Sedangkan dunia spiritual meliputi dzikir dengan sungguh-sungguh, pasrah, ikhlas, dan berdo’a. Dan Oleh sebab itu, hati meraka selalu nyaman, ceria, bahagia dan menyebabkan mudah terangkatnya penyakit-penyakit beliau. disamping bermanfaat buat dirinya sendiri, juga bermanfaat buat orang lain terutama orang-orang yang sedang mengalami sakit. Manfaatnya apa? Dari kejadian yang dialami Bapak Amin dan Ibu Fathimah bisa menginspirasi dan memotivasi banyak orang, bahwa penyakit bukanlah suatu yang berat dan satu-satunya yang meyebabkan kematian. Dan berkat kejadian itu pula, bapak Amin berhasil menyusun buku tentang sufi healing (terapi penyakit ala Sufi) dan membuka pelatihan-pelatihan seperti pelatihan dzikir, sholat khusyuk, dll. Dan 4 kata yang bisa saya ucapkan, Allahu Akbar, Subhana Alah, Amazing, Inspairing.

QS. At-Taubah : 51
“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."”

QS. Al-Baqarah : 214
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.”