SEMANGAT API KULIAH
Pada saat-saat menjelang akhir kelas
3 MA/SMA pasti semua orang akan memilih dan menentukan jalan hidupnya, entah mau
bekerja ataupun melanjutkan pendidikan ke peguruan tinggi. Dan aku memilih
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan semangat dan keyakinan yang
tinggi.
Suatu hari aku dan teman-teman dapat
kabar dari sekolah bahwa ada informasi beasiswa jalur undangan, tanpa pikir
panjang aku dan temanku langsung mencari tahu dan ingin sekali untuk bisa ikut
daftar. Dan ternyata yang diambil cuma 9 orang saja dari 38 siswa, itu karena
ada peraturan dari pusat bahwa sekolah yang akreditasinya B yang boleh daftar
adalah 25% dari jumlah seluruh siswa, dan Alhamdulillah aku termasuk salah satunya.
Setelah ikut daftar, aku tinggal menunggu pengumumannya keluar. Di sela-sela
menungguku ada informasi lagi dari KepSek bahwa ada bimbingan untuk sukses
masuk peguruan tinggi negri, nama kegiatan itu adalah “SANLAT (Pesantren Kilat)
Sukses SNMPTN 2011”, disitu seleksi masuknya sedikit ketat, karena yang ikut
banyak, yaitu dari berbagai sekolah didaerah Kudus. Setelah dapat informasi
itu, aku dan teman-teman pada semangat untuk mengikutinya, kira-kira ada 11 an
anak yang ikut, dan yang lolos seleksi hanya 5 orang, salah satunya adalah aku.
Disana kita digembleng dengan soal-soal SNMPTN selama 1 bulan.
Akhirnya hari yang dinanti telah
tiba, yaitu hari dimana pengumuman seleksi jalur undangan (kebetulan aku ikut
jalur bidikmisi) itu diumumkan. Malam harinya semua teman-teman SANLAT ku pada
berkumpul untuk mengecek hasil seleksinya melalui internet yaitu lewat online.
Ku lihat teman-teman lain ada yang bergembira sekali dan ada juga yang sedih,
bermacam-macam suasana, tapi diriku hanya tegang dan jantung berdebar-debar
kencang. Dan tibalah giliran ku dan teman-temanku yang dari satu sekolah
mengecek pengumuman tersebut, dan ternyata hasilnya sangat mengejutkan dan
membikin sock kami semua, karena tidak ada satupun yang lolos dalam seleksi
jalur undangan itu.
Tapi kami sadar bahwa terpuruk dalam
kesedihan bukanlah memecahkan masalah. Kami harus bangkit, ini bukan
satu-satunya jalan terakhir, masih ada satu jalur lagi yaitu jalur seleksi
tertulis. Dan akhirnya semangat kami tersusun kembali, kita belajar dengan giat
di bescamp SANLAT yang bertempat di “SMK As-Saidiyah” yaitu di desa Kirik, Kec.
Mejobo, Kab. Kudus supaya bisa lolos dalam seleksi yang kedua yaitu jalur
tertulis.
Tibalah saatnya ujian SNMPTN jalur
tertulis berlangsung, kalau daerah Jawa Tengah semua tempat tesnya menginduk ke
Semarang. Dan tempat tesku sendiri berada di UNDIP digedung Teknil Sipil selama
dua hari. Aku dan teman-teman SANLAT lain berangkat ke Semarang dan menginap
selama dua hari secara gratis, ini semua difasilitasi dan biayai oleh pihak
SANLAT, mulai dari makan, penginapan, transportasi, dll. Aku sangat bersyukur
sekali dengan ikut SANLAT. Dan mungkin jika tidak ikut ini semangat kepercayaan
diriku melemah dan bisa juga tidak ikut jalur tertulis ini.
Setelah selesai tes, kami semua
pulang dan itu tandanya sudah berakhir pula kebersamaan dengan teman-teman
SANLAT lain. Kami semua khawatir dan was-was dengan hasil tes kita
masing-masing. Dan hari yang dinanti itu akhirnya datang juga yaitu hari pengumuman.
Teman-teman sudah bersiap-siap dan aku juga sudah bersiap untuk melihat
langsung hasil pengumuman masing-masing, ada yang lolos ada juga yang tidak,
kira-kira ada 30% yang dari SANLAT lolos dalam ujian tertulis itu, termasuk
temanku satu sekolah ada 3. Tapi ternyata keinginanku tidak sama dengan takdir
Tuhan, aku tidak lolos dalam seleksi ujian tertulis itu. Lagi-lagi aku gagal,
aku merasa bahwa Tuhan tidak menakdirkanku untuk sekolah lagi.
Akan tetapi, aku sudah sangat
kepengin kuliah, rasa semangatku mengalahkan segalanya, aku tidak mau menyerah
begitu saja, Allah pasti memudahkan hambanya yang mau berusaha. Aku putuskan
untuk mencari-cari informasi lagi tentang universitas-universitas yang
sekiranya murah, dan ada jurusan yang aku minati yang berada di Semarang. Aku
dulu sangat mengidolakan Psikologi, Sosiologi, Teknik Komputer. Makanya ketika
aku cari informasi kampus harus ada salah satu jurusan itu. Dan akhirnya aku
menemukan sebuah kampus di Semarang yang aku anggap murah dan sekaligus ada jurusan
yang aku cari. Setelah mengetahui lokasi tersebut, aku mencoba mengajak salah
seorang temanku untuk bisa ikut seleksi disitu, dan akhirnya kita berangkat
dengan diantar keluarga masing-masing, kita mengikuti tes dikampus itu,
ternyata lolos semua. Dan kita dikasih amplop yang berisikan biaya dan hasil
tesnya. Dan aku baca ternyata biaya awalnya Rp 7 Jt, aku salah mengartikan
bahwa universitas itu murah, padahal menurutku mahal. Kemudian aku informasikan
berita ini kepada Kakakku, karena dialah yang sanggup membiayai kuliahku. Wal
hasil kakakku itu tidak menyetujui dan tidak mampu membayar 7Jt langsung
sekaligus, dan diperhitungkan juga tentang biaya hidup di Semarang mahal. Maka
diputuskanlah bahwa aku tidak boleh kuliah di Semarang, aku hanya boleh kuliah
di Kudus, berapapun biayanya kakakku sanggup karena dekat dan biaya hidup tidak
sebesar di Semarang. Dan temanku yang ikut tes juga tidak jadi kuliah disana,
dikarenakan biaya hidup, kesehatannya, dll.
Aku masih tetap ngotot harus kuliah
di Semarang, tapi keluarga masih saja tidak memperbolehkannya. Dan akhirnya aku
putuskan untuk tidak kuliah dahulu, aku mau bekerja dahulu dan aku kumpulin
uang sendiri untuk bisa kuliah, aku pengen mandiri, aku sudah merasa repot jika
harus meminta-minta lagi pada kakakku.
Selama setegah tahun pertama, aku
pernah mondok dan juga ikut bekerja dikonveksinya Kakakku, tapi karena jadwal
mulai kerja dan akhir kerja tidak bisa teratur (sesukaku sendiri) dan gajinya
pun juga tidak menentu. Kemudian aku pernah membuat usaha yang usaha itu aku
beri nama “Lukcy The computer”. Usahaku ini di bidang komputer, seperti rental
pengetikan, print data, cetak foto, membuat tulisan di tutup kardus hajatan,
desain grafis, isi pulsa, undangan, dll. Aku memang suka dan hobi bermain /
mengotak atik komputer, hobiku ini berawal dari kegiatan ekstra di sekolah pada
kelas 1 MA, aku sangat tertarik dan kagum dengan komputer karena komputer itu
bisa membuat segalanya, mulai dari media cetak sampai elektronik. Dan
kesukaanku pada komputer ini didukung oleh keluarga, sehingga pada kelas 2 MA
aku dibelikan sebuah 1 set komputer plus print. Dari sini aku belajar secara
otodidak dan berusakan untuk menguasainya, dan wal hasil, aku lumayan pandai
untuk mengoperasionalkan komputer dan akhirnya berani untuk membuka usaha ini.
Akan tetapi usaha ini tidak berlangsung lama, karena sedikit pelangganku dan
aku diterima kerja di Semarang.
Setelah lulus pula aku juga pernah
menimba ilmu di Ma’had Al-Mubarok Pekalongan dan di Ma’had Al-Hidayah Kudus.
Semua tidak lama masing-masing cuma satu bulan. Pertama aku mondok di Ma’had
Pekalongan pada waktu bulan Sya’ban sampai Ramadlon, motivasiku untuk mondok
karena kepengen nambah ilmu agama, kepingin dekat para ulama’-ulama’ yang
berada di Pekalongan khususnya dekat dengan Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali
bin Hasyim bin Yahya, beliau adalah ulama’ yang paling aku idolakan dan aku
jadikan guru yang benar-benar guru, dan juga ingin mondok sambil bekerja. Akan
tetapi, ada keganjilan yang mengakibatkan diriku merasa kurang nyaman disana
dan juga tidak sinkron dengan tujuan awal aku mondok yakni disana tidak bisa
bekerja karena tidak ada waktu senggang
untuk bekerja sebab belajar ngajinya full mulai habis subuh sampai malam.
Karenanya, ada perang bathin dalam diriku disatu sisi aku pengen bekerja +
mondok dan disisi lain tidak bisa kerja dan menurutku inilah pondokan yang
sebenarnya, disiplin, fokus terhadap ngajinya, dan jika ingin menambah ilmu
inilah tempat yang sebenarnya. Kemudian setelah aku pikir-pikir aku putusakan
untuk pulang kerumah lagi dan rencanaku selanjutnya dalam urusan agama/ngaji
yaitu aku akan lanjutkan di Ma’had Al-Hidayah Kudus satu yayasan dengan
sekolahku dahulu dan juga masalah baca Al-Qur’an aku belajar pada kakaku
sendiri yaitu Noor Hamim yang hafidz. Disana aku belajar kurang lebih satu
bulan mulai dari desember - januari dan bekerja juga di koveksinya kakakku. Aku
keluar dari pondok karena aku diterima kerja di Alfamart Ambarawa Semarang.
Setelah merasa kerja dirumah tidak
memberiku kenyaman, kemudian aku putuskan untuk mencoba bekerja diluar,
mulailah aku membuat SKCK, Surat Lamaran, Surat Kuning, Surat keterangan belum
menikah, dll. Itulah senjataku untuk melamar di perusahan-perusahan ternama
dikudus maupun di luarnya. Semua pabrik / perusahaan yang ada di Kudus aku
datangi dan aku taruh surat lamaranku. Aku menunggu dan menunggu dari
perusahan-perusahan yang sudah aku taruh lamaran tapi tidak kunjung ada
panggilan. Aku sudah mulai bosan dan putus asa. Dan disela-sela penantianku
itu, ada seorang teman wanitaku menawari untuk kerja sepertinya yaitu kerja di
Alfamart, aku tidak pikir panjang informasi itu aku terima dan aku langsung
mengirim surat lamaran ke toko Alfamart terdekat di kota Kudus. Dan 1 minggu
setelahnya aku dapat panggilan untuk seleksi di pusatnya Semarang.
Sampai pada akhirnya aku lolos
seleksi, aku masuk tahapan selanjutnya yaitu tahap training
selama 1 minggu aku digembleng dan dipersiapkan untuk langsung bisa kerja
ditoko tanpa mengajari banyak hal lagi. Dan Alhamdulillah aku lolos dalam training
tersebut. Dihari terakhir training adalah
penempatan kerja ditoko seluruh Jawa Tengah. Keputusan ini mutlak berada
ditangan Alfamart tidak boleh memilih dan menolak. Aku sangat berharap tempat
tokoku adalah dikota sendiri, tapi takdir Tuhan berkata lain,
aku ditempatkan di Semarang di Kec. Ambarawa Kab. Semarang. Aku bersikeras
untuk dipindah ke kotaku sendiri,
karena aku lihat ditoko kotaku masih ada yang
kosong untuk bisa di isi, tapi yang namanya keputusan dari pusat
tidak bisa diganggu gugat. Akhirnya aku ikhlas menerima semua ini.
Aku kerja di Alfamart Ambarawa
selama 6 bulan mulai dari Februari sampai Juli, keluar karena keterima kuliah
di IAIN Semarang. Selama aku bekerja di Alfamart Ambarawa ini, aku menemukan hal-hal
yang baru dan memberiku banyak manfaat. Diantaranya aku mengerti dunia Semarang
yang akan aku tempati utuk kuliah nanti, mengerti kampus-kampus yang ada di
Semarang, aku lebih bisa mandiri, belajar hidup untuk mempersiapkan diri
sewaktu kuliah, diantaranya belajar hidup pisah dengan keluarga yang nantinya
kalau kuliah akan pisah juga, dll. Selama kerja ini aku mencari-cari informasi
tentang kampus yang ada di Jawa Tengah dan sekitarnya, aku sudah memilih
bebrapa kampus idolaku, seperti UNDIP, UNS, UNNES, dan yang paling aku tuju
adalah Universitas Sunan Kali Jaga (UINSUKA).
Akhirnya waktu ajaran baru dibuka
dan pendaftaran SNMPT juga telah dibuka, aku mencoba untuk tes tertulis untuk
kedua kalinya, aku sangat berharap bisa lolos dan keterima di Universitas
idolaku. Tes keduaku ini bertempat sama dengan yang dulu yaitu di UNDIP
tepatnya di Fakultas Ilmu Budaya. Tapi lagi-lagi takdir Tuhan bersebrangan
dengan keinginanku, aku gagal untuk kedua kalinya. Aku pasrah dan bertawakkal.
Disela-sela kesedihanku itu, aku
tiba-tiba teringat bahwa kesempatan untuk bisa ikut Bidikmisi masih terbuka
satu kali lagi. Akhirnya semangatku bangkit lagi, “aku harus bisa menaklukkan
ujian tes ini, ini yang ketiga kalinya aku harus bisa, tidak boleh gagal”,
itulah kata-kataku dalam semangatku yang membara. Dan aku manfaatkan momen ini
untuk mendartar lagi dengan jalur yang berbeda, kalau yang sebelumnya yaitu
SNMPTN tapi kali ini SPMB-PTAIN. Aku disuruh memilih 3 Jurusan dan 2 kampus,
maka pilihan pertamaku aku jatuhkan pada UINSUKA Jogjakarta dengan jurusan
Sosiologi, pilihanku yang kedua yaitu UINSUKA lagi dengan jurusan Sosiologi
Agama, dan pada pemilihan yang ketiga aku mendapatkan kebingungan, kampus mana
yang aku pilih, dan secara tidak sadar aku pilih IAIN WALISONGO sebagi pilihan
terakhir dan jurusannya yaitu Tasawuf dan Psikoterapi. Dan tempat tesku adalah
di UINSUKA karena pilihan kampus paling banyak yang aku pilih.
Aku berangkat ke Jogjakarta
sendirian dari Ambarawa, berangkat dari jam setengah 3 sampai sana jam 8 malam.
Sebelumnya aku tidak pernah ke Jogja dan tidak tahu apa-apa tentang Jogja,
modalku nekat dan bertanya pada orang-orang yang sudah pernah ke Jogja. Tapi
Allah memudahkan jalanku, ternyata aku lagi-lagi teringat sesuatu yang nantinya
bisa mengantarkanku untuk sedikit membantuku, yaitu aku teringat bahwa ada
teman dari SANLAT yang lolos kuliah di Jogja, segera aku hubungi dia dan
ternyata dia siap sedia membantuku, mulai dari penginapan, makan,
mengantarkanku ke UINSUKA tempat ujian tesku. Akan tetapi aku tidak tahu,
mengapa aku sangat mengidolakan UINSUKA ini dan sangat berkeinginan sekali
untuk kuliah disana.
Waktu pengumuman datang, tapi lagi
dan lagi Allah tidak menghendaki kuliah disana, aku gagal/tidak lolos dalam
seleksi itu. Seketika harapan-harapan, semangat, dan cita-citaku rasanya
hancur, 3 kali tes, 3 kali juga gagal, mungkinkah Allah memang mentakdirkanku
untuk tidak kuliah, baru seleksi awal saja sudah gagal apalagi kalau sudah
kuliah mungkin tambah sulit lagi dari yang ini. Keluarga yang aku kabari ini
juga sock, mereka kasihan denganku, perjuangan dan pengorbananku gagal terus.
Akan tetapi keluargaku menyemangatiku lagi untuk terus bangkit dan daftar
kuliah lagi dikampus lain.
Dan akhirnya juga keluargaku
memperbolehkanku kuliah di Semarang. Aku sedikit demi sedikit menerima semua
ini, Allah lebih tahu daripada aku, Allah pasti merencanakan yang lebih baik
dari ini. Dan akhirnya aku putuskan untuk mencoba kuliah untuk yang terakhir
kalinya, mungkin jika aku gagal disini aku tidak kuliah. Kemudian, aku
mencari-cari kuliah yang paling murah di Semarang dan ada jurusan yang aku minati. Dan ternyata ketemunya adalah di IAIN
WALISONGO yang sebelumnya tidak pernah aku lirik sebagai salah satu pilihan kampus
favoritku. Di IAIN itu aku persempit lagi, fakultas mana yang mudah
beasiswanya, dan aku persempit lagi jurusan apa yang segaris dengan aku,
kemudian ketemulah jurusan Tasawuf dan Psikoterapi. Mulai dari itu, aku sudah
mulai merasa cocok dengan itu. Tasawuf sebagai benteng agama dan Psikoterapi
untuk menyembuhkan jiwa/penyakit yang mengganggu diri yaitu bersifat negatif,
dan juga dibekali dengan ilmu-ilmu Psikologi.
Aku selalu berdo’a agar bisa lolos
seleksi Di IAIN Walisongo, pilihan pertama yang aku pilih adalah tasawuf
psikoterapi karena aku sudah sangat gandrung dengan jurusan ini. Dan
Alhamdulillah wal hasil aku diterima di IAIN di jurusan yang aku tuju. Rasa
bahagia dan haru yang tidak ternilai harganya. Karena tidak sia-sia perjuangan
dan pengorbananku, selama 3 hari hari bolak-balik dari Ambarawa menuju
Ngaliyan, demi diterimanya dikampus IAIN WALISONGO tersebut.
Dan ketika akan dimulainya OPAK,
tepatnya 2 hari sebelum OPAK aku memutuskan untuk keluar dari pekerjaanku yaitu
di Alfamart Ambarawa, perpisahan dengan teman-teman Alfamart sangat
mengaharukan sampai-sampai aku menangis karena aku sudah menganggap mereka
sebagai bagian dari keluargaku sendiri.
No comments:
Post a Comment