HARAM COPY PASTE KESELURUHAN

Catatan yang ada diblog ini saya harap jangan di copy paste semua. karena ini arsip pribadi perkuliahan saya. Jika toh memang membutuhkan referensi tambahan dari blog saya ini, cantumkan juga alamat laman ini.
terima kasih..

Friday, April 11, 2014

Salman Al-Farisi bag.2



Salman Al Farisi
Pencari kebenaran sejati

(Bagian II)




S
uatu hari, datanglah serombong-an para pedagang dari tanah Arab, tepatnya dari kabilah Kalb. Mengetahui hal itu, Salman yang sudah lama memendam kerinduan untuk be-rangkat ke tanah kenabian, dengan serta merta berkata kepada mereka, "Maukah kalian membawaku ke negeri kalian dan sebagai imbalannya aku berikan sapi-sapi dan kambing-kambingku?" Mereka men-jawab, "Ya, baiklah." Lalu Salman mem-berikan seluruh sapi dan kambingnya. Mereka kemudian membawa Salman pergi. Namun ketika mereka sampai di suatu daerah yang bernama Wadil Qura, mereka merampas seluruh harta Salman yang lain dan mendzaliminya serta mengaku bahwa Salman adalah hamba sahaya mereka. Lalu mereka menjual Salman kepada seorang laki-laki dari bangsa Yahudi. Salman tidak dapat membela dirinya dan ia menjadi budak yang melayani orang Yahudi tersebut.
    Pada suatu hari datang saudara sepupu majikannya dari Madinah, dari Bani Quraidhah, ia kemudian membeli Salman dan membawanya ke Madinah. Ketika Salman melihat kota Madinah dengan kurma-kurmanya serta bebatuan hitamnya, ia langsung tahu bahwa ini adalah tanah kenabian sebagaimana yang telah di-terangkan oleh gurunya. Ia menetap di sana dan senantiasa menanti berita tentang nabi yang akan diutus Allah.
Tahun silih berganti… dan Allah telah mengutus rasul-Nya saw, beliau tinggal di Makkah beberapa lama sementara Salman tidak mendengar tentang beritanya karena kesibukan yang padat dalam melayani majikan Yahudinya. Demikian halnya ketika Nabi saw hijrah menuju Madinah dan tinggal di sana, Salman tidak tahu menahu tentang hal itu.
    Suatu hari Salman sedang berada di atas pohon kurma milik majikannya (semen-tara majikannya duduk di bawah pohon) tiba-tiba datang seorang Yahudi dari kalangan sepupunya dan berdiri di hadapan majikannya sambil berkata, "Wahai Fulan, celaka Bani Qilah -yakni suku Aus dan Khazraj- mereka sekarang sedang berkumpul di Quba, di sisi seorang laki-laki yang baru datang dari Makkah dan mereka menganggap bahwa dia adalah seorang Nabi."
Ketika Salman mendengar hal itu, badannya bergetar, hatinya terbang dan dia gemetar di atas pohon kurma sampai hampir-hampir jatuh menimpa majikan-nya. Salman segera turun dengan cepat dan berteriak kepada laki-laki tamu majikannya, "Apa yang engkau katakan? berita apa yang engkau bawa?"
   Majikannya marah dan menamparnya dengan keras lalu berkata, "Apa urusan-mu dengan orang ini? Kerjakan tugasmu!" Salman pun terdiam dan memanjat pohon kurma sekali lagi untuk menuntaskan pekerjaannya. Sementara hatinya risau dengan berita kenabian tersebut dia ingin memastikan sifat-sifat nabi yang telah dijelaskan oleh gurunya, yaitu; mau me-makan hadiah tidak mau memakan se-dekah dan di antara kedua pundaknya ada cap kenabian.
     Ketika malam tiba, ia mengumpulkan semua makanan yang ada padanya ke-mudian keluar mendatangi Rasulullah saw, sementara beliau sedang duduk di Quba dikelilingi para sahabatnya. Ia menemui beliau dan berkata, "Telah sampai kepada-ku berita bahwa kalian adalah para pendatang dan membutuhkan makanan dan aku memiliki sedikit makanan yang ingin aku sedekahkan untuk kalian dan aku membawanya." Kemudian Salman meletakkan makanan tersebut di hadapan Rasulullah saw dan ia duduk bergeser ke sudut untuk mengamati apa yang beliau perbuat.
Rasulullah saw melihat hidangan tersebut kemudian menoleh kepada para sahabat-nya seraya berkata, "Makanlah kalian." sementara beliau sendiri tidak makan.
     Melihat hal itu ia berkata dalam hati, "Demi Allah, ini satu tanda; Beliau tidak mau makan sedekah dan tinggal dua tanda lagi." Kemudian ia kembali ke majikannya.
      Beberapa hari kemudian ia mengumpul-kan kembali makanan yang lain dan mendatangi Rasulullah saw seraya meng-ucapkan salam kepadanya lalu berkata, "Aku telah melihat bahwa engkau tidak mau makan sedekah dan ini adalah hadiah yang aku berikan kepadamu untuk menghormatimu dan bukan sedekah."
     Kemudian ia meletakkan hidangan itu di hadapan Rasulullah saw dan beliau pun menjulurkan tangannya untuk meng-ambil makanan bersama para sahabatnya. Melihat hal itu berkatalah Salman dalam hatinya, "Ini adalah tanda yang kedua dan tinggal satu tanda lagi yakni melihat cap kenabian yang ada di antara kedua pun-dak beliau saw… akan tetapi bagaimana aku bisa melakukan hal itu?”
     Salman kembali untuk melayani majikannya sementara hatinya selalu terfokus dengan keadaan Rasulullah saw.
Setelah lewat beberapa hari ia pergi menemui Rasulullah saw yang sedang berada di pemakaman Baqi' Al Ghorgod beliau sedang mengikuti penguburan jenazah salah seorang laki-laki dari kaum Anshor. Salman mendatangi Rasulullah saw yang ketika itu sedang dikelilingi para sahabatnya. Beliau mengenakan dua lembar kain, yang satu beliau jadikan sarung sementara yang satunya lagi dikenakan didadanya (seperti pakaian ihram). Salman memberi salam kepada beliau kemudian berputar kebelakang untuk melihat punggungnya. Apakah ada cap kenabian seperti yang telah diterang-kan oleh gurunya? Ketika Rasulullah saw melihat Salman berputar kebelakang, beliau tahu bahwa Salman sedang mencari bukti tentang sesuatu yang telah disebutkan kepadanya.
    Beliau menggerakkan kedua pundaknya lalu melepas selendang dari punggungnya maka Salman melihat cap tersebut. Ia pun mengenalinya. Kemudian ia memeluk dan menciumi beliau serta menangis. Rasulullah saw bersabda, "Duduklah eng-kau di depanku." Salman berputar hingga duduk tepat di hadapan Rasulullah saw yang menanyakan khabar dan keadaan-nya. Salman pun menceritakan kisah ke-hidupannya.
Ia bercerita bahwa dahulu ia adalah seorang pemuda yang hidup mewah dan meninggalkan semua kebesaran dan ke-wibawaannya dalam rangka mencari hidayah dan iman hingga ia berganti-ganti agama hidup  bersama para rahib (pendeta nasrani), melayani dan berguru dengan mereka sampai pada akhirnya ia menjadi budak milik seorang yahudi yang tinggal di Madinah.
     Kemudian Salman memandang Rasulul-lah saw, sementara air matanya membasahi kedua pipinya karena saking gembira dan senangnya. Lalu ia masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah itu ia kembali ke majikannya yang Yahudi. Mengetahui keIslaman Salman, majikannya yang Yahudi, menam-bahi tugas-tugas dan pekerjaannya.
     Sementara para sahabat senantiasa ber-majelis dengan Nabi saw, Salman selalu disibukkan oleh pekerjaannya sebagai budak, sehingga tak dapat ikut duduk bersama beliau. Demikian halnya ketika terjadi perang Badar dan Uhud ia pun tak dapat ikut serta. 
Mengetahui hal tersebut, Rasulullah saw bersabda kepadanya, "Mintalah kepada majikanmu untuk memerdekakanmu dengan imbalan sejumlah uang."
Salman segera menemui majikannya untuk minta memerdekakannya dengan imbalan sejumlah uang. Yahudi itu bersedia tetapi memperberat persyaratan-nya. Ia menuntut tebusannya berupa empat puluh awqiyah perak (= 480 dirham) dan tiga ratus pohon korma yang berupa tunas-tunas muda lalu ditanam dengan syarat tidak boleh ada satupun yang mati.
     Ketika Salman memberitahu Rasulullah saw tentang persyaratan yang diberikan oleh Yahudi tersebut, beliau bersabda kepada para sahabatnya, "Bantulah oleh kalian saudaramu ini dengan memberi pohon-pohon kurma."
Maka kaum muslimin bersama-sama membantunya, setiap orang datang ke kebunnya untuk mengambil tunas-tunas kurma sampai terkumpul tiga ratus tunas pohon kurma.
Beliau saw bersabda, "Wahai Salman pergilah engkau dan galilah tanah untuk menanamnya dan jika engkau sudah siap maka jangan engkau tanam sampai engkau beritahu aku."
    Salman mulai menggali tanah dengan dibantu oleh para sahabatnya sampai tiga ratus galian. Kemudian ia mendatangi dan memberitahu Rasulullah saw, maka keluar-lah beliau bersama Salman menuju kebun. Para sahabat membawakan untuk beliau tunas-tunas kurma lalu beliau sendiri yang memasukkan tunas-tunas tersebut dengan tangannya ke dalam galian.
     Berkata Salman, "Demi Allah yang jiwa Salman ditangan-Nya, tidak ada satu pun dari pohon-pohon kurma itu yang mati." Setelah pohon-pohon kurma itu diserah-kan kepada si Yahudi maka sekarang tinggallah beban harta berupa empat puluh awqiyat perak.
      Pada suatu hari sekumpulan harta ghanimah yang didapat dari peperangan dikirimkan kepada Rasulullah saw lalu beliau menoleh kepada para sahabatnya dan berkata, "Bagaimana kabar Al Farisi (orang Persi) yang bermaksud untuk menebus dirinya itu?" Lalu mereka memanggil Salman untuk menemui Nabi saw. Kemudian beliau bersabda, "Ambil-lah harta ini dan tunaikan tanggunganmu wahai Salman."
Salman mengambilnya lalu menyerah-kannya kepada majikannya dan ia pun dibebaskan. Setelah itu ia senantiasa menemani Rasulullah saw hingga beliau wafat.
     Demikianlah Salman Al Farisi, seorang sahabat yang jujur dalam mencari ke-benaran dan akhirnya Allah tunjukkan dia kepada dien-Nya yang haq. Ini sesuai dengan janji Allah SWT, “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka ja-lan-jalan Kami.” (Qs. Al Ankabuut [29]:69)



No comments:

Post a Comment