LUKMAN : SUPER HERO IN INDONESIAN
Lukman Super Hero (LSH) bukanlah super hero biasa
seperti yang muncul dipertelevisian, misalnya Superman, Spiderman, Badman, dll.
melainkan super hero dalam bidang pendidikan. aku akan tampil sebagai super
hero yang akan membabat tuntas kejahatan, kejelekan, dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada dalam tubuh pendidikan. Pendidikan adalah
salah satu masalah terbesar bagi Indonesia, mulai dari system pendidikannya,
fasilitas, infrastruktur, kwalitas guru, dan masih sulitnya anak bangsa untuk
memperoleh pendidikan formal dinegara ini dengan gratis. Salah satu criteria
Negara maju adalah apabila pendidikannya baik, sedangkan suatu Negara yang
pendidikannya kurang bagus maka Negara tersebut sulit untuk maju.
Menurut kacamata saya, masalah pendidikan/sekolah
gratis kenyataannya masih belum maksimal, masih banyak anak-anak bangsa ini
yang tidak bisa menikmati bangko sekolah seperti anak-anak jalanan atau
orang-orang yang latar belakangnya miskin. Kinerja pemerintah sudah bagus
dengan adanya wajib belajar 9 tahun dengan gratis, yaitu dengan bantuan dana
BOS. Akan tetapi masih banyak sekolah-sekolah yang nakal, yang tidak
menjalankan dan mendukung adanya sekolah gratis itu, dana BOS jadi tidak jelas
dikemanakan dan ini berakibat masih adanya pungutan liar yang dilakukan sekolah
tersebut dengan dalih alasan dana BOS masih kurang. Sehingga anak-anak yang
betul-betul dari keluarga yang tidak mampu/miskin, tidak mampu membayar uang
yang diminta oleh sekolah tersebut yang berakibat putus sekolah. Ada lagi,
sekolah sudah digratiskan tapi kebutuhan sekolah tidak gratis, ini menjadi
problem bagi masyarakat miskin sendiri seperti seragam, buku, sepatu, tas, alat
tulis,dll. Boro-boro membeli itu semua, bisa makan saja sudah syukur.
Hal yang saya lakukan seandainya menjadi Presiden RI yang berkaitan dengan pendidikan adalah:
1.
Pemberian
beasiswa full
Pemberian beasiswa full adalah pemberian beasiswa
secara gratis mulai dari masuk study sampai akhir study. Beasiswa ini juga ditunjang
adanya pemberian biaya untuk keperluan yang menyangkut pendidikannya plus
memberi skill pelatihan. Beasiswa tersebut mulai dari SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA, sampai Perguruan Tinggi S1, S2, dan S3. Khusus dalam perguruan
tinggi, orang yang mendapatkan beasiswa ini harus tepat, jangan sampai salah
sasaran seperti Bidikmisi salah satunya, terjadi banyak kesalahan dalam proses
pemberian beasiswa, orang yang mampu bisa mendapatkan beasiswa dan orang yang
miskin malah tidak bisa kuliah.
Yang saya lakukan adalah pembenahan terhadap
beasiswa dikti/bidikmisi yang sudah ada, proses penerimaannya diperketat lagi,
orang yang benar-benar tidak mampu dan memliki semangat yang kuat untuk kuliah,
itulah yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut sekalipun tingkat IQnya
rendah. IQ bisa diasah jika orangnya mau mengasah, dengan semangat yang kuat
tadi saya yakin ia akan berhasil dalam perkuliahannya. Dan juga yang berhak
mendapatkan beasiswa bidikmisi tersebut adalah orang berprestasi yang
berkepribadian baik, ini bisa dibuktikan dengan tes langsung (tes psikologi) atau
lewat pernyataan dari sekolah/keluarga/teman yang bersangkutan lewat tertulis
atau wawancara langsung. Jika terdapat ada yang kepribadiannya buruk, maka akan
dikasih motivasi, bimbingan, dan arahan yang positif.
2.
Anak jalanan
harus sekolah
Mengadakan sosialisasi besar-besaran untuk
menyadarkan/mengajak anak-anak jalanan arti pentingnya bersekolah. Pemerintah
memberi perhatian penuh kepada anak-anak jalanan tersebut, dan jika diperlukan
akan membangun sekolah khusus bagi anak-anak jalanan dan plus sekolah bagi para
orang tua yang tidak bisa membaca dan menulis.
Anak-anak jalanan juga anak bangsa ini, tidak ada
diskriminasi dan pembedaan dalam semua hal termasuk dalam pendidikan. Anak-anak
jalanan itu diberikan beasiswa full dan juga dipenuhi semua kebutuhannya yang
berkaitan dengan dunia pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran akan
menggunakan strategi-strategi yang berbeda dengan sekolahan biasanya. Dan juga
diajarkan tentang keagamaan secara mendalam, agar memiliki pondasi tauhid yang
kuat.
Citra anak jalanan yang kumuh, dekil, tidak terawat,
bodoh, tidak bermoral, kriminal, mengemis, ngamen, dll wajib disingkirkan dan
harus diganti bahwa anak-anak jalanan juga bisa berkreasi, pintar, moral dan
agamanya bagus, bermanfaat untuk masyarakat bukan merugikan masyarakat, bersih,
dan terawat.
Tidak cuma pendidikan saja, saya berkeinginan untuk
membuat sebuah rumah home industry untuk para gepeng dan anak-anak jalanan.
Disitu mereka dikasih pekerjaan dan rumah tempat tinggal. Mereka bisa berkreasi
dan mandiri dari jerih payah keringatnya sendiri. Tidak hanya pekerjaan dan
pendidikan saja, dalam hal kesehatanpun gratis.
3.
Pemberian
penghargaan kepada sang juara
Pemberian apresiasi/award/penghargaan kepada
orang-orang yang mendapatkan juara, bisa berupa uang atau barang. Misalnya
juara 1 dalam kelas, SD,SMP,SMA dan juara 1,2,3 dalam ujian nasional (juara UN
sekolahnya sendiri, tingkat kabupaten, provinsi, muapun tingkat nasional), dan
juara dalam mengikuti kompetisi-kompetisi / lomba yang diadakan oleh tingkat
kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional. Dalam tingkat perguruan
tinggi sama seperti diatas cuma bedanya adalah jika nilainya cumloud IP 3.9
atau 4.0 maka akan dapat hadiah. Ini sebagai motivasi / dorongan untuk
berlomba-lomba menjadi yang terbaik dan berhasil meraih apa yang ia inginkan.
4.
Guru disamping
mengajar harus bisa juga mendidik
Menyeleksi pengajar/guru/dosen yang benar-benar bisa
mengajar dan juga sekaligus bisa mendidik. Sekarang para pengajar jarang yang
melakukan proses mendidik, mereka hanya mementingkan dirinya sendiri dan hanya
memenuhi tugasnya sebagai pengajar itu saja. ini berakibat banyaknya para siswa
menjadi merosot moral dan tingkah lakunya. Kenakalan remaja marak terjadi,
mislanya tawuran, seks bebas, salah menggunakan internet, narkoba, dll.
Lingkungan sekolah sangat diharapkan sekali bisa
sebagai pengontrol dari akhlak para siswanya, guru mengemban amanat yang sangat
besar dari orang tua para siswa dan guru juga orang tua kedua setelah orang tua
siswa. Tapi apa yang terjadi pengajar negeri ini kebanyakan masih sebatas mengajar
dan tidak terlalu memperhatikan akhlak siswanya (terkesan cuek).
Pengajar selain harus bisa mengajar dan mendidik, ia
juga harus bisa mengikuti perkembangan zaman, mislanya seorang pengajar harus
sudah bisa mengoprasionalkan komputer, internet, dan mampu menyesuaikan
kurikumul baru yang selalu berubah-ubah. Peran pemerintah disini untuk pengajar
adalah melakukan pengawasan, pelatihan, dan pengontrol.
5.
Mengubah wajah
guru yang muram, galak, nakal, menakutkan, pilih kasih, suasana kelas tidak
kondusif, menjadi sosok guru yang murah senyum, baik, lemah lembut, disukai
siswa, menjadikan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan, dan belajar : santai
tapi serius.
6.
Tidak ada
bedanya sekolah kota dan desa
Menstabilkan atau menyamaratakan fasilitas-fasilitas
dan infrastuktur yang terdapat dalam sekolah maupun kampus, tidak ada pembeda
antara dikota dengan didesa. Mislanya bangunannya harus layak pakai, media
pembelajaran tersedia bagus, fasilitas teknologi menunjang, suasana yang asri, dll
7.
Mensejahterakan
guru baik itu dari swasta maupun negeri, ini berkaitan dengan honorer guru
8.
Memberi bantuan
kepada lembaga-lembaga/instansi pendidikan lain yang memerlukan dana, misalnya
pemberian bantuan kepada sekolah swasta, PonPes, Masjid, Madrasah Diniyah, dll.
Tak hayal jika semua program itu
berhasil saya wujudkan dan membawa wajah pendidikan di Indonesia semakin baik
maka layak dijuluki sebagai super hero in education at Indonesian atau bisa
juga mendapat gelar Bapak Pendidikan setelah bapak Ki Hajar Dewantara.
No comments:
Post a Comment