HARAM COPY PASTE KESELURUHAN

Catatan yang ada diblog ini saya harap jangan di copy paste semua. karena ini arsip pribadi perkuliahan saya. Jika toh memang membutuhkan referensi tambahan dari blog saya ini, cantumkan juga alamat laman ini.
terima kasih..

Wednesday, November 27, 2013

AL-INSAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    PENDAHULUAN
Manusia merupakan mahluk allah yang paling sempurna dengan segala potensi-potensi yang ada,maka manusia mempunyai tugas dan tujuan yang berbeda dengan mahluk-mahluk yang lain,manusia dianugerahi akal untuk berfikir dan hati untuk merasa,maka dari itu semua segala apapun yang dilakukan manusia di bumi akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa ayat yang mendasari tentang Al-Insan, Munasabah ayat, Asbabun Nuzul, dan pandangan ahli tafsir?
2.      Bagaimanakah hakikat Insan (manusia)?
3.      Bagaimanakah proses penciptaan Insan (manusia)?
4.      Apa tugas manusia di bumi?
5.      Bagaimana Pembagian manusia menurut ibn qayyim?














BAB II
PEMBAHASAN

1.      A.  AYAT YANG MENDASARI
øŒÎ) tA$s% y7/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) 7,Î=»yz #ZŽ|³o0 `ÏiB &ûüÏÛ ÇÐÊÈ   #sŒÎ*sù ¼çmçG÷ƒ§qy àM÷xÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇÐËÈ  
71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah".
72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".(QS.Shad[38]:71-72)

B.  MUNASABAH AYAT
v  (QS.Al-Insan:2)
$¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜœR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ŽÅÁt/ ÇËÈ  
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.”

[1535] Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.

v  (QS.Al-Hijr:28-31)
øŒÎ)ur tA$s% y7/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) 7,Î=»yz #\t±o0 `ÏiB 9@»|Áù=|¹ ô`ÏiB :*yJym 5bqãZó¡¨B ÇËÑÈ   #sŒÎ*sù ¼çmçF÷ƒ§qy àM÷xÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇËÒÈ   yyf|¡sù èps3Í´¯»n=yJø9$# öNßg=à2 tbqãèuHødr& ÇÌÉÈ   HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) #n1r& br& tbqä3tƒ yìtB šúïÏÉf»¡¡9$# ÇÌÊÈ  
28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,
29. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
30. Maka bersujudlah Para Malaikat itu semuanya bersama-sama,
31. Kecuali iblis. ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.

Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.

v  (QS.Al-Mukminun:12-15)
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ   §NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºsŒ tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ  
12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.

v  (QS.Al-Baqarah:30)
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ  
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
v  (QS.Adz-Dzariyat:56)
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

C.   ASBABUL NUZUL
Sebab turunnya ayat ini yaitu ketika masa penciptaan manusia pertama yaitu Nabi Adam As. Yakni pada saat peristiwa Adam as bersama malaikat dan iblis ,bahwa manusia diciptakan Allah dari tanah yang bercampur air,dan ketika sempurna bentuk fisik manusia maka ditiupkanlah ruh,kemudian Allah menyuruh kepada malaikat dan iblis untuk bersujut sebagai penghormatan, maka malaikatpun bersujut, namun iblis menolaknya, bahkan menyombongkan diri,dan menganggap bahwa dia itulah yang paling sempurna, Turunnya ayat ini yaitu sebagai penafikan akan pengetahuan Rasul SAW[1].

D.   PANDANGAN AHLI TAFSIR
   M. Quraish Shihab
Dalam tafsir Al - mishbah karya M. Qurais Shihab disebutkan bahwa para ulama’ berpendapat bahwa ayat-ayat surah ini merupakan yang pertama yang turun menyangkut kisah Nabi Adam tersebut. Ayat ini membahas tentang  asal kejadian manusia dan iblis, perbedaan itu bukan saja pada unsur tanah dan api, tetapi pada manusia ada ruh ciptaan Allah yang tidak ada pada iblis, unsur ruhani itulah yang mengantar manusia lebih mampu mengenal Allah SWT., beriman, taqwa, berahlaq, budi luhur serta berperasaan halus. Mengenai proses
Kata basyar terambil dari kata basyarah yang berarti kulit, kata ini biasa kita sebut dengan manusia hal ini karena terlihat dari sisi lahiriyah Nampak dari manusia adalah kulitnya,bukan seperti hewan yang Nampak jelas lahiriyahnya adalah bulunya,namun ini berbeda dengan kata insane yang kita artikan sama dengan manusia,jika basyar  penekanannya pada sosok yang Nampak pada fisik manusia maka insan memiliki arti yang berbeda yakni insane menampung perbedaan-perbedaan dalam bidang keruhanian,keimanan,dan akhlaq[2]. Dengan kata lain, basyar menunjukan persamaan,sedangkan pada insan dapat menyiratkan perbedaan antara seorang dengan yang lainnya.
   Imam Syafi’i
Pendapat imam syafii tentang proses penciptaan manusia dalam surah al-insan ayat 2,bahwa manusia terbuat dari setetes mani yang bercampur yang hendak kami uji (dengan larangan dan perintah),ada yang mengatakan,wallahu a’lam,bercampurnya sperma laki-laki dan ovum perempuan.Kemudian beliau melanjutkan,menurut orang arab,setiap yang bercampur di sebut amsyaj.Lalu mengenai perbedaan istilah antara insane dengan basyar saya belum menemukan[3].
   Ibn Katsier
Seperti pada ulama’ tafsir lainnya Ibn Katsier juga berpendapat bahwa ayat ini menerangkan tentang kekuasaan Allah untuk menciptakan manusia,pada saat itu setelah diciptakannya Adam as.maka semua mahluk allah diperintahkan untuk bersujud kepada Adam sebagai penghormatan,namun ada satu mahluk yang enggan bahkan membangkang yaitu iblis karena dia merasa lebih tinggi di banding adam.maka sebagai hukuman atas ketidak patuhan iblis kepada perintah Allah,Allah pun mengusirnya dari surge menuju bumi dengan laknat dan kutukan abadi,kemudian iblis memohon permintaan kepada allah tanggguh untuk menjerumuskan manusia ke dalam kemaksiatan sampai hari kiamat,lalu Allah mengabulkannya.

2.      Hakikat Insan(manusia)
Sekalipun manusia itu termasuk dalam golongan hayawaniyah,baik dalam arti luar maupun dalam,akan tatapi ia sebenarnyam mempunyai dua sifat keadaan yang sangat menakjubkan bagi dirinya yaitu ilmu dan kemauan. Yang dimaksud dengan ilmu di sini ialah kekutan manusia untuk membina,mempunyai dayacipta yang tidak bias diraba dan memiliki kecerdasan.
Sedangkan yang di maksud kemauan di sini ialah nafsu, keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan setelah di pertimbangkan oleh akal. Keadaan dan sifat inilah yang dapat menjadikan perbedaan manusia dengan hewan,sekalipun hewan mempunyai nafsu ,namun hewan tidak bisa mengandalikan dan mempertimbangkan akal.
Keadaan manusia semasa kecil,juga mempunyai banyak kekurangan-kekurangan dalam dua hal di atas,mereka mempunyai nafsu,marah,dan semua persaan-perasaan lainnya,akan tetapi ia belum dapat meyatakan secara terang pada masa. Ilmu pengetahuan belum sampai kepadanya,karena ia menurut pada kecerdasan yang ada pada manusia semasa itu.Di situ timbul perbedaan antara manusia belum dewasa dengan sudah dewasa,perbedaan antara manusia awam dengan yang khaash,para nabi,auliya’,para sufi,para ulama’dan filosof.
Seorang anak tidak mempunyai pengetahuan seperti yang di miliki orang dewasa,begitu pula orang dewasa tidak memiliki pengetahuan seperti seorang cerdik pandai,serupa pula halnya seoarang cerdik pandai belum tentu bias mengetahui akan hubungan kesucian antara para nabi,auliya,serta kesempurnaan-kesempurnaan yang ada pada diri mereka,maka dari itu kesucian itu dapat mengangkat dirinya karena hatiny suci dari noda dan dosa,jadi bukan ilmu-ilmu agama,serta ajaran-ajaran islam yang kadang-kadang kita sulit untuk menerimanya,namun karena hati kita yang tertutup oleh debu kotoran dunia.Badan jasmani tersedia sebagai perantara bagi jiwanya,sedangkan jiwa tunduk pada ilmu.Tabiat manusia ada empat unsure yang menjelma menjadi sifat yang dikenal dengan nama kebinatangan[4].

3.      Proses Penciptaan manusia
Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan setelah sempurna kejadiannya,maka ruh dihembuskan kepadanya,seperti yang telah disebutkan pada surah Shad ayat 71-72 di atas.Dari sini jelas bahwa manusia diciptakan dari tanah dan ruh.Ia adalah kesatuan dari kedua unsur tersebut yang tidak terpisah.Kesatuan antara tanah (jasmani) dan ruhani inilah yang harus dijadikan dasar kehidupan manusia termasuk kesehatannya.Bila terpisah maka tidak bias disebut lagi manusia,sebagaimana air yang terdiri dari oksigen dan hydrogen.bila salah satu terpisah,maka ia bukan air lagi[5].Proses penciptaan manusia telah tertuang dalam Al-Qur’an Surah al-mukminun ayat 12-15 seperti di atas,bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari suatu sari pati yang berasal dari tanah,kemudian melalui proses selanjutnya yaitu allah menjadikan saripati itu menjadi air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh yang disebut rahim,lalui melalui proses biologis,air mani itu bercampur dan menyatu dengan ovum menjadi segumpal darah atau zigot,kemudian segumpal darah itu allah jadikan segumpal daging,lalu tulang belulang,kemudian allah membungkusnya dengan daging,kemudian allah menjadikannya bentuk mahluk yang lain,maksudnya di sini adalah manusia,kemudian setelah sempurna bentuk manusia di tiupkanlah ruh,kemudian melalui proses yang panjang zigot tadi tumbuh dan pada saatnya lahirlah menjadi mausia yang masih suci, begitu agung penciptaan allah,subhanallah,,,bahkan allah itu menciptakan manusia semua sama,namun berbeda,semua mempunyai kaki,tangan organ dalam,jantung dan lain sebagainya semua sama namun ukuran ndan bentuknya berbeda,padahal jumlah semua manusia itu berjuta-juta,miliyar.lalu mengapa allah itu menciptakan manusia dengan berbagai proses , bertahap-tahap, padahal allah itu mampu menjadikan sesuatu hal dalam sekejab? iya, karena allah menciptakan sesuatu itu pasti ada hikmahnya,itu merupakaan kekuasaan allah,coba jika allah menciptakan manusia itu dengan sekejab,maka tidak ada dokter kandungan,rumah sakit bersalin dan sebagainya,sehingga ini semua merupakan karunia allah,untuk mengambil pelajaran bagi manusia untuk selalu tafaqqur kepada sang khaliq,muncul kekreatifitasan.Kemudian manusia itu ada yang masa hidupnya di dunia ini hanya sebentar ada yang sampai bertahun-tahun,maka intinya semua akan kembali kepada allah,untuk hidup yang  abadi yaitu di akhirat[6].

4.      Tugas Manusia di Bumi
Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa,sebelum menciptakan manusia,Allah telah menyampaikan proyek ini kepada malaikat,yaitu agar manusia akan menjadi khalifah di bumi,hal ini sesuai dengan firman allah QS.Al-Baqarah ayat 30  yang artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.",,dari sini jelas bahwa hakikat wujud manusia dalam kehidupan di dunia ini adalah melaksanakan tugas kekhalifahan,membangun dan mengelola dunia ini sesuai kehendak ilahi.Karenanya ditetapkanlah tujuan hidupnya di dunia ini yaitu mengabdi kepada sang khaliq yaitu Allah SWT.seperti yang terdapat pada QS.adz-Zariyat yang artinya : 56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.Dari sini jelas bahwa hakikat tujuan manusia hidup di bumi ini tidak lain dalah untuk mengabdi,menyembah kepada allah dalam keadaan apapun.Untuk menyukseskan tujuan hidup tersebut maka allah telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi tertentu,antara lain:
a)      Kemampuan untuk mengetahui sifat-sifat, fungsi dan kegunaan segala macam benda.hal ini tergambar dalam firman allah,”Dia telah mengajarkan kepada adam nama(benda-benda)seluruhnya”(QS.Al-Baqarah:31)
b)      Di tundukannya bumi,langit dan segala macam isinya: binatang-binatang,planet-planet da lain sebagainya oleh kepada manusia(QS.Al-Jatsiyah:12-13).
Hanya perlu digaris bawahi di sini,bahwa penaklukan tersebut dilakukan oleh allah sendiri,bukan oleh manusia.Dengan demikian,kedudukan manusia dengan benda-benda tersebut sama dan setingkat dari segi penundukan dan penghambaan kepada allah[7].

5.      Pembagian manusia menurut ibn qayyim
 Berdasarkan dua dasar (Ibadah dan isti'anah) manusia bisa dibagi menjadi empat golongan :
1.      Ahli ibadah dan isti'anah kepada Allah. Mereka merupakan golongan yang paling mulia dan paling tinggi. Ibadah kepada Allah merupakan tujuan mereka, dan mereka pun memohon agar Allah menolong dan memberikan taufik, sehingga mereka dapat melaksanakan ibadah itu. Karena itu permohonan paling utama yang disampaikan kepada Allah ialah pertolongan menurut keridhaan-Nya, seperti yang diajarkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada orang yang beliau cintai, Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu Anhu. Beliau bersabda, "Wahai Mu'adz, demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka janganlah engkau lalai untuk mengucapkan seusai setiap shalat, 'Ya Allah, tolonglah aku untuk menyebut nama-Mu, bersyukur dan beribadah secara baik kepada-Mu'."
2.      Orang-orang yang tidak mau beribadah dan tidak mau memohon pertolongan kepada-Nya. Mereka tidak mengenal ibadah dan isti'anah. Ini kebalikan dari golongan yang pertama. Bahkan jika salah seorang di antara mereka memohon kepada-Nya, maka hal itu dimaksudkan untuk memuaskan nafsunya, bukan berdasarkan keridhaan dan hak-Nya. Semua yang ada di langit dan di bumi memohon kepada-Nya. Bahkan makhluk yang paling dibenci Allah dan musuh-Nya, Iblis, ma-sih sempat memohon kepada Allah dan Allah pun memenuhinya. Tapi karena apa yang dimohon itu bukan untuk mendapatkan keridhaan-Nya, maka ia semakin menambah penderitaan, kesengsaraan dan dia semakin jauh dari Allah. Begitulah keadaan setiap orang yang memohon pertolongan kepada Allah, namun tidak dimaksudkan untuk menambah ketaatan kepada-Nya, sehingga dia menjadi budak dari apa yang dimintanya.
Hendaklah diketahui, bahwa kalaupun Allah memenuhi permintaan orang yang meminta kepada-Nya, bukan karena ada kemuliaan pada diri orang yang meminta itu. Hamba meminta kepada-Nya dan Allah memenuhinya, padahal permintaannya itu boleh jadi menjadi sumber kehancuran dan penderitaannya, sehingga pemenuhan Allah ini justru menjadi kehinaan baginya. Sebaliknya, tidak adanya pemenuhan Allah atas permintaan hamba justru merupakan kemuliaan dan gambaran cinta Allah kepadanya, perlindungan dan penjagaan Allah baginya dan bukan merupakan gambaran kekikiran Allah. Tapi orang yang bodoh akan mengira bahwa Allah tidak mencintai dan tidak pula memuliakannya, sehingga dia berburuk sangka terhadap Allah. Pemberian dan pencegahan Allah merupakan ujian. Firman-Nya,
$¨Br'sù ß`»|¡RM}$# #sŒÎ) $tB çm9n=tGö/$# ¼çmš/u ¼çmtBtø.r'sù ¼çmyJ¨ètRur ãAqà)uŠsù úÎn1u Ç`tBtø.r& ÇÊÎÈ   !$¨Br&ur #sŒÎ) $tB çm9n=tGö/$# uys)sù Ïmøn=tã ¼çms%øÍ ãAqà)uŠsù þÎn1u Ç`oY»ydr& ÇÊÏÈ  

"Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberikan-Nya kesenangan, maka dia berkata, 'Rabbku telah memuliakanku'. Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezkinya, maka dia berkata, 'Rabbku menghinakanku'. Sekali-kali tidak (demikian)."(Al-Fajr: 15-16).
Allah menyanggah dugaan orang, bahwa keluasan rezkiyang dilimpahkan- Nya merupakan kemuliaan dari-Nya, sedangkan kemiskinan merupakan kehinaan dari-Nya, dengan befirman, "Aku tidak menguji hamba-Ku dengan kekayaan karena dia mulia di Mata-Ku. Aku tidak mengujinya dengan kemiskinan karena dia hina di Mata-Ku." Dia memberitahukan bahwa kemuliaan dan kehinaan tidak berkisar pada keluasan harta dan pembatasannya. Toh Allah menghamparkan harta seluas-luasnya kepada orang kafir, bukan karena dia mulia, dan membatasi harta pada orang Mukmin, bukan karena dia hina. Segala puji bagi Allah atas semua ini, dan Dia Mahakaya lagi Maha Terpuji. Jadi kebahagiaan dunia dan akhirat tetap kembali kepada iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in.
3.      Golongan orang yang memiliki sebagian ibadah tanpa menghendaki isti'anah. Mereka ada dua kelompok: Pertama, golongan Qadariyah yang berpendapat bahwa Allah telah melakukan apa yang ditetapkan- Nya pada hamba dan Dia tidak perlu lagi memberikan pertolongan kepada hamba, karena Allah telah menolongnya dengan mencipta-kan alat baginya, memperkenalkan jalan dan mengutus para rasul. Sehingga setelah adanya pertolongan ini, hamba tidak perlu lagi memo-hon kepada-Nya. Kedua, golongan yang beribadah namun tidak total dalam tawakal dan memohon pertolongan kepada-Nya. Pandangan mereka tidak mengaitkan orang yang bergerak kepada siapa yang meng-gerakkan, tidak mengaitkan sebab kepada pembuat sebab, tidak mengaitkan alat kepada pelaku.
4.      Golongan yang mempersaksikan bahwa hanya Allah satu-satunya yang memberikan manfaat dan mudharat. Apa pun yang dikehendaki- Nya pasti akan terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi, namun mereka tidak berbuat apa yang dicintai dan diridhai-Nya[8].




BAB III
SIMPULAN
Melalui pembahasan tadi dapat saya simpulkan bahwa manusia merupakan mahkluk ciptaan allah yang paling sempurna.Ia diciptakan dengan tanah (jasad)  dan ruh,sedangkan iblis terbuat dari api,dengan ruh itulah yang menjadi pembeda antara manusia dengan yang lainnya.Manusia diberi akal untuk bertafaqqur,dikaruniai hati untuk merasa,di karuniai potensi-potensi yang berbeda-beda dan semua itu merupakan pemberian dan ciptaanya untuk melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi dan untuk meyembah mengabdi kepada allah,namun perlu diigat bahwa manusia juga mempunyai nafsu hayawaniyah yang cenderung menjadikan manusia menjadi lalai akan karunia tuhan dan proses yang bertahap-tahap dari proses bertemunya sperma dengan ovum hingga menjadi bentuk yang sempura semua itu merupakan kekuasaan allah dengan itu kita bisa tafaqqur akan penciptaannya.melihat dari awal pembuatan manusia ternyata ia diciptakan dari sesuatu yang rendah,agak menjijikkan,tidak ada apa-apanya,namun pada masa yang berbeda ia bisa menjadi sesuatu yang luar biasa.    
Kemudian Mengenai perbedaan lugghah antara basyar dengan insan yang kita biasa artikan sama yaitu manusia, ternyata hal ini memilki arti yang berbeda, menurut M.Quraish shihab kata basyar berarti kulit yang dapat diartikan dengan basyar itu manusia bagian jasadiyah atau yang nampak pada fisik manusia, sedangkan insan merupakan bagian yang tidak nampak, bisa wujud ruhaniyah dan memiliki potensi spiritual. Namun ada pula ulama’ lain yang mengatakan bahwa  basyar dan insan ini tidak ada perbedaan dalam segi apapun hanya perbedaan istilah.
Sedangkan pembagian manusia menurut ibn qayyim manusia dibagi menjadi 4 golongan yaitu Ahli ibadah dan isti'anah kepada Allah, Orang-orang yang tidak mau beribadah dan tidak mau memohon pertolongan kepada-Nya, Golongan orang yang memiliki sebagian ibadah tanpa menghendaki isti'anah, dan Golongan yang mempersaksikan bahwa hanya Allah satu-satunya yang memberikan manfaat dan mudharat.
Jadi setelah kita tahu akan hakikat,tujuan kita di bumi ini hendaknya kita saling bertafaqqur dan muhasabah untuk diri kita sendiri pada khususnya dan untuk orang lain pada umumya,dan semoga kita termasuk menjadi makhluk allah yang tinggi derajatnya di sisi allah dan bisa melaksanakan tugas kekhalifahan,sesuai apa yang telah allah perintahkan serta khusnul khatimah bi syafa’atil’udhmah rasulillah SAW. Wallahu a’lam bisshowab….
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya uraikan. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena sesungguhnya kesempurnaan itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari saya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita.



DAFTAR PUSTAKA

Shihab Quraish, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta : LenteraHati : 2002), vol 14
Rus’an, Intisari Filsafat Imam Alghazali, (Jakarta : Bulan Bintang : 1960)
Pedak Mustamir,s.ked, Qur’anic Super Healing, (Semarang : Pustaka Nuun : 2002)
Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, Madarijus-Salikin (Pendakian Menuju Allah) Penjabaran Kongkrit ''Iyyaka Na'budu Wa Iyyaka Nasta'in", diterjemah oleh Kathur Suhardi, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar : 1999) cet. 2,
Ahmad Musthofa Al-Farran, Tafsir Imam Syafi’I, (Jakarta : Almahira : 2008), cet.1, jilid 3
Katsier Ibn,Terjemah Singkat Tafsir Ibn Katsier, (Surabaya : PT Bina Ilmu : 19992 ),
Cet.1.jilid 7



[1]  Quraish shihab, tafsir Almisbah,Jakarta: Lentera Hati,2002,hlm.168
[2] Ibid.  Quraish shihab ,hlm.122-123
[3] Ahmad Musthofa Al-Farran, Tafsir Imam Syafi’I, (Jakarta : Almahira : 2008), cet.1, jilid 3,hlm.266
[4] Rus’an, Intisari Filsafat Imam Alghazali, (Jakarta : Bulan Bintang : 1960),hlm.1-2
[5]  Mustamir Pedak , Qur’anic Super Healing, (Semarang : Pustaka Nuun : 2002),hlm.20

[6] Syafii
[7] Ibid, Pedak Mustamir,s.ked, hlm.1-2

[8] Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, Madarijus-Salikin (Pendakian Menuju Allah) Penjabaran Kongkrit ''Iyyaka Na'budu Wa Iyyaka Nasta'in", diterjemah oleh Kathur Suhardi, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar : 1999) cet. 2, 

No comments:

Post a Comment