Allah memanglah tidak adil tapi Allah maha adil. Yang namanya maha itu
tingkatannya lebih tinggi dari pada umumnya, dan sangat jauh berbeda dari sifat
makhluknya.
Seandainya Allah itu adil dalam takaran manusia, maka pasti semua hal
disamakan dan tidak dibeda-bedakan. Semua dijadikan kaya, dijadikan sehat, dan
dijadikan baik. Tapi mengapa Allah tidak melakukan hal itu, sekali lagi Allah
menunjukkan ketidak adilannya tapi Allah menunjukkan ke Maha adilannya.
Semua perbuatanNya tidaklah pernah sia-sia ataupun pasti mempunyai makna
dan maksud yang terkadang manusia belum bisa menjangkaunya, makanya Allah dalam
al-Qur’an selalu menyindir kita dengan firmanNya “afala ta’qilun”. Allah
memposisikan makhluknya / manusia sesuai dengan kadar kemampuan manusia itu
sendiri. Manusia disuruh untuk berfikir dan belajar tentang semua hal yang ada
didunia ini, agar meningkatkan kualitas diri manusia itu sendiri, dengan
mempunyai ilmu maka manusia tidaklah akan tersesat. Allah berfirman dalam QS.
Al-Baqarah : 286 : Artinya : “Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami
lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami
memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."
Jika kita merenung dan berfikir sejenak dengan semua takdir dan
perbuatanNya, maka kita hanya bisa mengucapkan “SubhanaAllah”
“Alhamdulillah” “Allahu Akbar” sungguh takjub, dahsyat dan luar biasa Allah
itu. Semua berjalan dengan jalur edarnya masing-masing. Adanya orang kaya untuk
membantu saudaranya yang kekurangan yang nantinya melahirkan keharmonisan
sosial, peningkatan kualitas diri, dan menjadi penyalur tangan Allah, jika
semua kaya pasti tidak ada yang mau bekerja, padahal adanya pekerja menjadikan
adanya bangunan-bangunan yang bisa kita tempati dan tinggali, adanya pekerja
bisa mengolah dan menggunakan untuk kepentingan manusia itu sendiri, misalnya sektor
pertanian, pertambangan, perairan, perhutanan, pariwisata, dll, dan sangat jauh
dari sifat individual. Sungguh indah..
Dan jika semua baik pasti tidak ada dewan keamanan, neraka, dan
bagaimana kita memposisikan sifat maha pemaaf, maha pemberi ampunan dari
Allah?..
Dan la Tahzan, Allah tidaklah pernah memberatkan hambaNya, Allah maha
rahman. Allah selalu memposisikan kita dalam takaran kita sendiri dan Allah
menempatkan semuanya pada tempatnya (Allah tidak dzolim). Allah berfirman dalam
QS. Alam
Nasyrah : 5-8, yang artinya : “5.
karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” Janganlah susah menjalani hidup ini,
ikhtiyar -> berdo’a -> tawakkal,pasrah. Sudah itu saja tugas kita. Dan do’a itu apuh untuk menolak takdir jelek,
sebagaiman hadits Rasul yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, bahwa Rasulullah
bersabda yang artinya : “Tidak
ada yang bisa menolak takdir selain do’a, dan tidak ada yang bisa memperpanjang
umur kecuali berbuat kebaikan”
Masalah proses urusan manusia sedangkan masalah hasil itu urusan
Allah.. jika sedang merasa susah, merasa
tidak mendapat keadilan, kejam. Maka merenunglah dan berfikirlah sejenak
tenangkan hati dan fikiran, coba kita menggunakan sudut pandang yang lain
jangan sudut pandang kita sendiri.. Belajarlah pada orang dibawah kita, karena
masih banyak orang yang nasibnya lebih buruk kepada kita dan lihat hidupnya
apakah merasa kesusahan dan kepayahan ataukah menerimanya serta terus berjuang
melangkah maju kedepan. Dan belajarlah kepada orang diatas kita, banyak pula
orang yang nasibnya yang lebih mujur dibanding kita, alasannya apa karena
mereka selalu melangkah dalam hidupnya, usahanya keras dan tinggi ketika gagal
mereka coba lagi dan mengevaluasi kegagalan tersebut. Sampai pada akhirnya
mereka memperoleh hasil yang diinginkan..
Gagal itu wajar tapi orang yang bangkit dari kegagalannya adalah orang
hebat. Firman Allah dalam QS.
Yusuf : 87 “Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Tidak
perlu kita kecewa dengan hidup kita, jangan kecewa kita ditakdirkan Allah
miskin, bodoh, atau apa. Bersyukurlah atas semua yang ada, karena orang yang bersyukur
akan ditambah nikmatNya.. Bumi adalah bulat dan berputar, begitu juga dengan
hidup kita jika masih dibumi, hidup kita seperti roda yang berputar, terkadang
posisi kita diatas dan kadang posisi kita diatas. Dan manusia kebanyakan tidak
sadar akan hal itu, ketika berada diatas dipuncak kesenangan mereka lalai akan
tuhannya dan ketika dibawah mereka merengek-rengek kepada Allah. Dan Allah
tidak akan pernah merobah manusia jika manusia itu tiak mau merobahnya. Allah
berfirman dalam QS. ar-Ra’d : 11 yang artinya :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[1].
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[2] yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.” Dalam QS. al-Baqarah : 216 yang artinya
: “boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh
Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Yang terpenting bagi manusia bukanlah material/fisik. Kebutuhan materi
tidaklah abadi, menipu, semu, dan tidak akan puas. Yang dibutuhkan adalah
kebahagiaan spiritual atau hati atau bathin.. ingatlah bahwa hidup dibumi/dunia
hanya sementara dan kehidupan akhirat adalah kekal. Maka yang perlu kita minta
hanyalah ditetapkannya Iman dan Islam serta meningggal khusnul khotimah..
Wallahu a’lam..
Bismillah...
Semilirnya angin difajar ini, Semoga kita menjadi orang-orang yang
beruntung, selalu semangat, dan selamat didunia maupun diakhirat..
[1] Bagi tiap-tiap
manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada
pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki
dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut
Malaikat Hafazhah.
[2] Tuhan tidak
akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran
mereka.
Apakah orang orang yang kelaparan dipinggir jalan itu adalah keadilan allah, lapar membuat org menjadi salah tingkahlakunya,manusia diberi segala batas kemampuan, karna keterbatasanlah manusia menjadi salah, salah mengendalikan emosi, salah berpikir, hingga salah berprilaku.
ReplyDelete