HARAM COPY PASTE KESELURUHAN

Catatan yang ada diblog ini saya harap jangan di copy paste semua. karena ini arsip pribadi perkuliahan saya. Jika toh memang membutuhkan referensi tambahan dari blog saya ini, cantumkan juga alamat laman ini.
terima kasih..

Tuesday, November 25, 2014

Psikiatri

1.      Definisi
a.       Psikiatri
Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek kesehatan jiwa, mendiagnosa, penanganan dan pencegahan dari penyakit, gangguan dan kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental (seperti depresi, schrizoprenia, dan gangguan obsesif-kompulsi). serta pengaruhnya timbal balik terdapat fungsi-fungsi fisiologis organo-biologis tubuh manusia.
b.      Psikologi
“Psikologi” berasal dari perkataan yunani psyche yang artinya adalah jiwa, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi {menurut kata/bahasa} psikologi artinya adalah ilmu yang meneliti atau mempelajari tentang jiwa (sikap dan tingkah laku manusia), sebagai gambaran dari gejala-gejalan kejiwaan yang berada dibelakangnya baik mengenai prosesnya maupun latar belakangnya.
c.       Perbedaan psikiatri dan psikologi
Perbedaan
Psikologi
Psikiatri
Dinamika
Struktur
Metrik
Proses
›  Terjadinya perilaku (dari psikologi ke tindakan nyata)
›  Terdiri dr: Struktur kepribadian, mekanisme pertahanan, dan manifestasi perilaku
›  Memandang scr holistik (utuh)
›  mengukur manusia sebagai persona (kepribadian ) yang utuh /holistik.
›  manusia selalu punya potensi untuk menolong dirinya sendiri(Self Conscious.)
›  Locus Kepribadian terletak di Otak, tanpa Otak, tiada Kepribadian
›  Metode : medikasi ,manipulasi lingkungan, atau psikoterapi psikodinamika.
›  Pemeriksaan fisik umum &  neurologis
›  Wawancara psikiatrik lanjutan
›  Tes psikologis, neurologis atau yang diperlukan
›  klien bukan individu yang mandiri, tetapi individu yang  memerlukan perawatan

d.      Apakah ada perbedaan kajian jiwa antara psikiatri dan psikologi
Psikiatri adalah cabang (spesialisme) dari ilmu kedokteran.karena itu bidangnya yang utama mengenai penyakit-penyakit, dalam hal ini menyangkut jiwa seseorang. Pendekatannya menggunakan medis/kedokteran.
Sedangkan, psikologi mempelajari tingkah laku pada umumnya, jadi tidak hanya mengatasi penyakit-penyakit saja melainkan seorang psikolog lebih banyak berhubungan dengan orang normal dari pada orang sakit.
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manisfestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya.
2.      Kesehatan jiwa menurut Al-qur’an dan hadits
Tujuan manusia hidup didunia ini tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun, yang menjadi problem adalah kebahagiaan yang mana dan seperti apa? Apakah kebahagiaan itu dilandasi oleh pemenuhan nafsunya, dimana kecondongannya  “keduniaan/material/lahiriah” semata, yang sering kali menipu manusia dan bersifat semu/sementara. Itu bukanlah kebahagiaan sejati, kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang bersifat bathiniah/jiwa yang mana orientasinya adalah keilahian (ketuhanan). Sehingga orang yang tingkat bathiniahnya kuat maka seseorang akan terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa, adanya keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal mungkin.
Islam memberikan berbagai solusi dari sisi keagamaan dan ilmu pengetahuan. Keimanan merupakan pangkal pokok dari semua timbulnya segala penyakit mental, karena dengan keimanan yang baik seseorang dapat megaplikasikan nilai-nilai keimanannya untuk diri sendiri, orang lain dan alam semesta, sehingga terciptalah manusia yang berorientasi kepada kebaikan bersama, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Indikator kesehatan jiwa menurut al-Qur’an dan hadits adalah
ü  Hubungan dengan Allah (hablum minaallah) terjalin dengan baik, menjalankan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan mengaplikasikan al-qur’an dan hadits dalam kehidupan sehari. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman (yang artinya, Barangsiapa yang mengikuti petunjuk dari-Ku maka dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123)
Dan manusia terlahir membawa fitrah yaitu ketauhidan. Allah berfirman : Qs. Ar-rum : 30 Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
ü  Hubungan individu dengan dirinya sendiri, yaitu mampu memksimalkan potensi-potensi yang ada didalam dirinya. Mampu mengaktualisasikan dirinya, mampu mengontrol nafsunya, dan mampu bersabar dalam hal kebahagiaan maupun kesedihan. Rasul bersabda yang Artinya: “Siapa yang Allah kehendaki memperoleh kebaikan maka ia diberi cobaan (musibah)” maka bersabarlah ketika menghadapi musibah sesungguhnya Allah sedang menaikkan derajat kita.
ü  Hubungan individu dengan orang lain, yaitu seseorang bersosial dengan baik, saling kenal-mengenal (berta’aruf satu sama lain/ bersilaturrahim), tidak anti sosial dan saling tolong menolong antar sesama. Allah berfirman yang Artinya: “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya” (QS. al-Maidah : 2)

ü  Hubungan individu dengan alam semesta, yaitu seseorang yang mampu menghormati dan menyayangi semua yang ada didalam alam ini, sesungguhnya semua makhluk Allah itu selalu bertasbih memuliakan-Nya. Sehingga diharapkan seseorang mampu  menyayangi, menjaga, dan tidak merusak alam ini.

No comments:

Post a Comment