KONSEP PERSEPSI DALAM PSIKOLOGI
Makalah
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Abdullah Hadziq, MA
Disusun oleh :
LUKMAN HAKIM (124411026)
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Diri pribadi adalah suatu ukuran
atau kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai
individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang
yang memiliki kekhasan tersendiri sebagai manusia, tumbuh dan berkembangnya
melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak
dilahirkan dengan membawa kepribadian. Seperti halnya diri fisik kita, maka
diri sosial dan diri psikologis manusia akan terus berkembang dan menjadi
matang sejalan dengan usia hidup kita.
Pengalaman
dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang
juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada
dirinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses
persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri. Dalam hal ini orang akan berusaha
untuk mengenali dan memahami siapa dirinya.
Sehubungan dengan beberapa hal
diatas. Penulis menggangkat judul “Persepsi”.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian persepsi?
2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam persepsi?
3. Apa saja
macam-macam persepsi?
4. Bagaimana
proses persepsi?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
Dalam bukunya yang berjudul
Psychology of Perception, William N. Dember dan Jeoul S. Warm mengatakan bahwa
kata “perception” tidak bisa terlepas dari kata “perceiving”.
Mereka mengatakan bahwa “perceiving connotes activity or process”
sementara “perception connotes a thing or state”.[1]
Dari kedua istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu hasil
atau gambaran dari proses perceiving: mengamati, melihat, ataupun mengintrepetasikan
suatu objek.
Pada seorang bayi yang baru lahir,
bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih tercampur aduk sehingga bayi belum
dapat membeda-bedakan benda-benda dengan jelas. Semakin besar anak itu, semakin
baik struktur susunan syaraf dan otaknya, serta bertambahnya pengalaman anak
tersebut. Dia mulai dapat mengenal banyak objek satu-persatu, membedakan antara
satu benda dengan yang lainnya dan mengelompokkan benda-benda yang berdekatan
atau serupa. Dia mulai dapat memfokuskan perhatiannya pada satu objek,
sedangkan objek-objek lain di sekitarnya dianggap sebagai latar belakang.
Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya
itu, yang selanjutnya diinterpretasikan disebut persepsi.[2]
Persepsi bisa
dimaknai sebagai proses membuat penilaian (judgement) atau membangun
kesan (impression) mengenai berbagai macam hal yang terdapat dalam
lapangan penginderaan seseorang. Penilaian atau pembentukan kesan ini adalah
dalam upaya pemberian makna kepada hal-hal tersebut (Harvey & Smith;
Wrigthsman & Deaux). Atau bisa juga sebagai
suatu proses melekatkan atau memberikan makna kepada informasi sensori yang
diterima seseorang.
Persepsi tidak dapat dilepaskan
dari proses penginderaan. Karena persepsi didahului dengan suatu penginderaan,
yaitu diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau reseptor,
baik itu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, maupun peraba.
Kemudian, stimulus yang diterima oleh reseptor akan diteruskan oleh susunan
syaraf menuju otak untuk kemudian terjadilah proses persepsi. Proses
penginderaan ini terjadi setiap kali individu menerima stimulus yang mengenai
dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu
dengan dunia luarnya.[3]
Untuk melakukan persepsi, ada beberapa syarat
yang perlu dipenuhi, yaitu:[4]
1.
Adanya objek yang diresepsi.
2.
Alat indera atau reseptor.
3.
Syaraf sensoris sebagai penerus
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak.
4.
Perhatian, yaitu untuk menyadari
atau untuk mengadakan persepsi akan sesuatu.
Dari
keempat hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan suatu persepsi
diperlukan syarat-syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis, dan
psikologis.[5]
Ketika stimulus mengenai alat indera atau reseptor, proses ini disebut dengan
proses fisik atau kealaman. Kemudian dilanjutkan dengan proses fisiologi dimana
stimulus yang diterima alat indera dilanjutkan oleh susunan syaraf menuju otak.
Selanjutnya akan terjadi suatu
proses di dalam otak dimana individu dapat menyadari apa yang ia terima.
Stimulus yang mengenai individu diorganisasikan dan diintrepetasikan sehingga
terbentuklah persepsi terhadap stimulus yang diterimanya. Proses ini disebut
dengan proses psikologi.
Di
samping itu, menurut Moskowitz dan Orgel (1969) persepsi itu merupakan suatu
proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan suatu proses
pengorganisasian, pengintrepetasian terhadap stimulus yang diterima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan
aktivitas yang integrated bagi indiviu. Karena merupakan aktivitas yang intergrated,
maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif
berperan dalam persepsi itu.[6]
Keadaan
menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenakan satu stimulus saja, melainkan
bermacam-macam stimulus datang melalui lingkungan sekitar. Akan tetapi tidak
semua stimulus itu direspon oleh individu, melainkan hanya stimulus yang
memiliki persuasi atau yang menarik bagi individu. Selain itu, keadaan individu
juga menjadi aspek penentu stimulus mana yang akan diterima oleh individu. Yang
perlu diingat adalah bahwa persepsi merupakan aktivitas integrated,
sehingga apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman,
kerangka acuan, kemampuan berpikir, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri
individu akan berpengaruh dalam mengadakan persepsi. Untuk itu, meskipun
stimulus yang diberikan sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan
berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, maka kemungkinan hasil persepsi
antara individu yang satu dengan yang lain akan berbeda. Keadaan ini
menggambarkan bahwa persepsi bersifat individual (Davidoff, 1981).[7]
B. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi
Persepsi
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Apa
yang ada di dalam diri individu akan mempengaruhi individu dalam mengadakan
persepsi (fisiologis,
perhatian, minat, kebutuhan yang searah, pengalaman dan ingatan, suasana hati), inilah yang dimaksud dengan faktor
internal. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor stimulus dan faktor
lingkungan dimana persepsi itu berlangsung. Stimulus dan lingkungan sebagai faktor
eksternal dan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam
mengadakan persepsi.
Stimulus
yang dapat dipersepsi adalah stimulus yang cukup kuat, yang harus melewati
ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat
menimbulkan kesadaran dan dapat dipersepsi oleh individu.
Mengenai
keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber,
yaitu berhubungan dengan segi jasmaniah dan segi psikologis. Bila sistem
fisiologisnya terganggu maka akan berpengaruh pada persepsi seseorang,
sedangkan jika segi psikologis seperti yang telah dipaparkan diatas terganggu
maka akan berpengaruh pada seseorang untuk mengadakan persepsi. Lingkungan atau
situasi yang melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh terhadap persepsi,
lebih-lebih bila objek persepsi adalah manusia.
C. Jenis-jenis
persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang
atau stimulus yang diperoleh oleh inderamenyebabkan persepsi terbagi
menjadi beberapa jenis
1. Persepsi visual
Persepsi
visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balitauntuk
memahami dunianya.Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi
secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam
konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
3. Persepsi perabaan
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori
5. Persepsi pengecapan
Alat-alat indra tadi amatlah
membantu dalam kehidupan seseorang. Ia dapat memberi sensasi. Sensasi adalah
stimulan dari dunia luar yang dibawa masuk ke dalam sistem syaraf. Hampir semua
“hal” di dunia ini dibawa masuk oleh indra melalui sensasi. Merasakan permen
coklat yang berwarna coklat gelap (dilihat), dengan tekstur halus (diraba),
manis rasanya dan lembut lelehannya (lidah) adalah kumpulan fungsi sensasi dari
permen coklat yang dimakan. Jika tiba-tiba muncul dalam pikiran anda bahwa
“seumur-umur baru kali ini makan permen coklat seperti ini karena belum pernah
makan yang seenak ini. Habis keseringan makan permen coklat cap ayam,” hal itu
disebut interpretasi dari stimulan yang diterima. Selanjutnya jika anda
berfikir “wah ini pasti coklat import yang mahal harganya” itu merupakan
persepsi. Mengapa ? sesuai definisinya bahwa persepsi proses kombinasi dari
sensasi yang diterima oleh organ dan hasil interpretasinya (hasil olah otak)
(Quinn, 1995). Bentuk, tekstur, dan rasa yang anda terima merupakan sensasi,
sedangkan perbandingan yang anda lakukan adalah interpretasi.[9]
D. Proes Persepsi
Salah satu pandangan yang dianut secara luas
menyatakan bahwa psikologi, sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan
proses yang merupakan prantara rangsangan di luar organisme dengan tanggapan
fisik organisme yang dapat diamati terhadap rangsangan. Menurut rumusan ini,
yang dikenal dengan teori rangsangan-rangasangan (stimulus-respons/SR),
persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan
setelah rangsangan diterapkan keapada manusia. Subproses psikologi lainnya yang
mungkin adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran. persepsi dan kognisi
diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan, diperlukan bagi orang yang
paling sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan
dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan. Rasa dan nalar bukan
merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsanga-tanggapan, sekalipun
kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan
atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap
dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.
Perpepsi, pengenalan, penalaran, dan
perasaan kadang-kadang disebut variabel psikologis yang muncul di antara
rangsangan dan tanggapan. Sudah tentu, ada pula cara lain untuk mengonsepsikan
lapangan psikologi, namun rumus S-R dikemukakan di sini karena telah diterima
secara luas oleh para psikolog dan karena unsur-unsur dasarnya mudah dipahami
dan digunakanoleh ilmu sosial lainnya (Hennessy, 1981:117)
Dari segi psikologi dikatakan bahwa
tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Dlm proses
persepsi, terdapat 3 komponan utama berikut:
1.
Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra
terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau
sedikit.
2.
Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan
informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut,
motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada
kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks
menjadi sarjana.
3.
Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan
dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman,
1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan
pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Apa
yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga pada proses
kognitif yang merefleksikan minat, tujuan, dan harapan seseorang pada saat itu
pemusatan persepsi itu disebut “perhatian”.
Perhatian
mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang saampai
kepada kita, sehingga tidak kita terma secara kacau. Perhatian dipengaruhi
aleh beberapa faktor yang dapat dibagi atas dua golongan besar, yaitu faktor
luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada
objek yang diamati itu sendiri, intensitas atau ukuran, kontras atau
pengulangan, dan gerakan sedangkan faktor dalam adalah adalah faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu si pengamat, yaitu mptif, kesediaan, dan
harapan (Dirgagunasra, 1996: 107).
Kita
dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga
langka yang terlibat dalam prosesnya.tahap-tahap ini tidaklah saling terpisa
bener dalam kenyatannya, ketiganya bersifat countinu, bercampur baur, dan
berumpang tindih satu sama lain.
1.
Terjadinya stimulasi alat indra (sensory
stimulation)
Pada tahap
pertama. Alat-alat indra distimulasi (dirangsang): kita mendegarkan alat musik.
Kita melihat seorang yang sudah lama tidak kita jumpai. Kita mencium parfum
orang yang berdekatan dengan kita. Kiat mencicipi sepotong kue. Kiat merasakan
telapak tangan berkeringat ketika kita berjabat tangan.
2.
Stimulasi terhadap alat indra diatur
Pada tahap
kedua, rangsangan terhadap alat indar diatur menurut berbagai prinsip. Salah
satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas (proximility)
atau kemiripan: orang atau pesan secara fisik mirip satu sama lain,
dipersepsikan bersama-sama, atau sebagai suatu kesatuan (unity).
3.
Stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi
Langkah
ketiga ini merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi dipihak
penerima. Penafsiran/evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan
luar, melaikan juga sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu, kebutuhan,
keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan
emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.[10]
IV. SIMPULAN
Proses persepsi tidak bisa
terlepas dari proses penginderaan. Karena persepsi diawali dengan adanya
stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Kemudian stimulus tersebut
dibawa oleh susunan syaraf menuju otak. Di otak inilah stimulus yang mengenai individu
diorganisasikan dan diintrepetasikan sehingga terbentuklah persepsi terhadap
stimulus yang diterimanya.
Simpelnya
persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami, alat untuk
memperoleh informasi disebut indra, dan alat untuk memahaminya adalah kesadaran
(kognisi).
Persepsi
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri
individu dan faktor eksternal berupa stimulus dan lingkungan.
Dan persepsi
ada beberapa jenis yang berkaitan dengan indra, yaitu : persepsi visual
(penglihatan); persepsi auditori (telinga); persepsi perabaan (kulit); persepsi
penciuman (hidung); persepsi pengecapan (lidah).
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah ini saya buat. Makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna,
oleh
karenanya, saya mohon masukan kritik dan saran dari semua pihak untuk memperkaya materi,
memperdalam pemahaman dan juga perbaikan untuk makalah selanjutnya. Terakhir,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu
bagi semua pihak. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Demmer, William N. dan Joel S. Warm, Psychology
of Perception, USA, 1928.
Fitriyah, Lailatul dan Muhammad Jauhar, Pengantar
psikologi Umum, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2004.
Sarwono, Sarlito W., Pengantar Psikologi Umum, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2012 cet.4
Walgito, Bimo, Psikologi Sosial (Suatu
Pengantar), Yogyakarta : Andi, 2002.
http://ahmadroihan8.blogspot.com/2013/10/persepsi-dalam-psikologi-lengkap.html, diunduh 15/11/2014 pukul 06.00 WIB
http://isthyqamadewi.blogspot.com/2012/06/makalah-presepsi.html, diunduh 16/11/2014 pukul 05.26 WIB
[2] Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2012) cet.4, hlm. 85-86
[4]
Lailatul Fitriyah dan Muhammad Jauhar, Pengantar psikologi Umum,
(Jakarta : Prestasi Pustaka, 2004), hlm. 120.
[8] http://isthyqamadewi.blogspot.com/2012/06/makalah-presepsi.html, diunduh 16/11/2014 pukul 05.26 WIB
[10] http://ahmadroihan8.blogspot.com/2013/10/persepsi-dalam-psikologi-lengkap.html, diunduh 15/11/2014 pukul 06.00 WIB
No comments:
Post a Comment