1. Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh adalah sebuah mekanisme
pertahanan tubuh yang melindungi diri dari hal-hal negatif dari luar (ex :
bakteri atau virus), yang sifatnya otomatis (tidak perlu diperintah). Jurus/senjata
pembunuh akhir dari sistem kekebalan tubuh adalah membentuk sebuah antibodi
(termasuk protein) yang akan melawan bakteri/virus yang masuk dalam tubuh. Dan
hebatnya adalah sel-sel pertahanan tubuh manusia ini mampu untuk menyimpan
memori sehingga jika ada serangan yang sama datang lagi maka sistem kekebalan
tubuh manusia tidak kaget dan mudah untuk dilawan.
Dan jika manusia tidak mempunyai sistem kekebalan
tubuh atau sistem kekebalan tubuhnya tidak berfungsi maka manusia itu akan
segera mati. Disadari atau tidak disadari kita hidup bersama jutaan
mikroorganisme (musuh yang tak terhingga banyaknya) yang tidak terlihat oleh
kasat mata, dan menakjubkan Allah sudah mempunyai penangkalnya yaitu sistem
kekebalan tubuh yang siap berperang melawannya secara otomatis. Allah mengetahui
segala sesuatu yang ada didibumi dan dilangit, ini sesuai dengan firmanNya QS.
Al-An’am : 101) yang artinya : “... Dia menciptakan segal sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu.”
Diantara sistem kekebalan tubuh adalah sebagai berikut
: perisi perlindungan tubuh yaitu kulit, perlindungan dalam pernafasan,
perlindungan di dalam sistem pencernaan, atau menghancurkan musuh dengan musuh
yang lain (virus jahat dari luar yang masuk dalam tubuh akan dilawan oleh virus
yang baik dan yang menguntungkan bagi manusia).
2. Mental/Jiwa
Pada awalnya
manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/jisim dan ruh. Ketika keduanya
bertemu, terbentuklah substansi yang namanya jiwa ini atau bisa disebut nafsani/nafs.
Nafs adalah substansi yang terbentuk
sebagai hasil ‘perkawinan’ ruh dan jasad, yang memiliki sifat dapat dipengaruhi
oleh kondisi tubuh dan kondisi eksternal yang ada dalam diri manusia.
Jiwa manusia
sangat dipengaruhi oleh apa yang telah ada dalam potensi asal (fitrah) dan
pengaruh eksternal dari lingkungannya. Perpaduan antara apa yang ada dalam diri
manusia dan pengaruh eksternal akan melahirkan kondisi jiwa yang berbeda-beda
antara manusia satu dengan manusia yang lain.
Bila sesuatu yang
sudah ada dalam jiwa itu bertemu dengan dunia eksternal positif, maka jiwa akan
bertumbuhkembang menjadi jiwa yang positif, sehat dan kuat. Sebaliknya, bila
kondisi dalam yang secara alami positif itu tidak mendapat dukungan positif
dari lingkungan, maka jiwa bertumbuhkembang secara tidak optimal, di antaranya
berkembanglah apa yang disebut hawa nafsu atau syahwat, dan karenanya akan
lahir berbagai perbuatan yang negative bahkan destruktif.
Allah berfirman
QS. Asy-Syams : 9-10 yang artinya : “(9).
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (10). dan
Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Dalam menggerakkan
tingkah laku dan segala prosesnya, sebagaimana diungkapkan Achmad Mubarok, nafs (jiwa) tidak bekerja secara
langsung, karena nafs bukanlah alat, Nafs bekerja melalui jaringan system
yang bersifat ruhani. Dalam system nafs
terdapat subsistem yang bekerja sebagai alat yang memungkinkan manusia dapat
memahami, berfikir, dan merasa, yaitu qalbu, aqal, dan seterusnya.
3. Psikoneuroimunologi
Psikoneuroimunologi
(PNI) adalah ilmu baru di bidang imunologi yang diterima baru pada tahun 2001.
Padahal ilmu ini sudah ditemukan pada tahun 1975 yang dipopulerkan oleh Robert
Ader.
PNI yaitu ilmu
yang mempelajari interaksi/hubungan antara sistem imunitas (kekebalan tubuh)
dan perilaku melalui sistem saraf sedangkan imunitas (kekebalan tubuh) berupa
suatu jaringan alat tubuh yang melindungi manusia terhadap invasi bakteri,
virus, dan benda asing lain yang masuk kedalam tubuh.
Tingkat stres yang
tinggi (negatif) yang berlangsung terus menerus atau lama akan berpengaruh
buruk kepada kesehatan dan juga dapat merusak otak. Sebaliknya jika seseorang
hidupnya tenang, menerima, pasrah, damai, dan bahagia akan berpengaruh baik
bagi kesehatan manusia baik fisik maupun otak. Karena itu semua adalah adanya
interaksi antara psikologis seseorang dengan tingkat imunitasnya (kekebalan
tubuhnya) dan kekebalan tubuh inilah yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan
seseorang atau proses pemulihan dari suatu penyakit.
Sistematisnya begini, kondisi psikis akan
mempengaruhi saraf dan saraf akan mempengaruhi kelenjar, kelenjar akan
mengeluarkan cairan (hormon) dalam tubuh, cairan ini akan mempengaruhi
kekebalan tubuh.
No comments:
Post a Comment