1.
Pengertian
Tarekat => jalan, “petunjuk
dalam melakukan sesuatu ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan
dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh Sahabat dan Tabi’in, turun temurun
sampai kepada guru-guru, sambung menyambung dan berantai.”
Sedangkan Kebatinan, menurut BKKI
(Badan Kongres Kebatinan Indonesia) adalah sumber asas dan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna kesempurnaan hidup. Dan Menurut SKK
(Sekretariat Kerjasama Kepercayaan), kebatinan atau kepercayaan adalah usaha
untuk mendekatkan diri dengan Tuhan guna berbudi luhur.
2.
Tujuan dan metode
Tarekat : untuk mencapai ma’rifat
ataupun insan kamil dengan nerusaha melatih diri (riyadhah) serta
berjuang (mujahadah) melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu dan sifat
kebendaan yang merupakan hijab antara hamba dan Tuhan.
Metode : secara umum, metode yang
digunakan adalah sistem pendidikan tiga tingkat, yaitu Takhalli, Tachalli,
Tajalli
Sedangkan tujuan dari kebatinan adalah
manunggaling kawulo gusti, jumbuhing kawulo gusti... Kondisi persatuan
manusia dengan Tuhan... Curiga manjing ing rangka, raka manjing ing curiga
(keris yg bersatu dengan rangkanya). Diantara aliran kebatinan yang di Indonesia
adalah Sumarah, Bratakesawa, Subud, Pangestu, Darmogandul, dll
Dan Metode yang digunakan yaitu
dengan latihan-latihan kerohanian atau juga dengan olah rasa dengan melalui
manembah, sujud, meditasi, tapa dan lain-lain. Menurut Dr. S. De Jong, tingkat
latihan kejiwaan ada tiga tahap :
a.
Distansi : mengambil jarak dunia materi yang dapat
disentuh dengan indera degan maksud untuk memadamkan nafsu.
b.
Konsentrasi : suatu upaya memusatkan daya bathiniyah
dengan maksud memutuskan sama sekali semua bentuk hubunga dengan materi
c.
Representassi : tercapainya sifat (identifikasi dengan
tuhan) keilahian, mati ing sak jeroneng urip.
Latihan untuk mencapai persatuan
dengan Tuhan sangatlah sulit untuk ditemput. Oleh karena itu harus ada
bimbingan guru-guru kebatinan ataupun para wakilnya (pamong). Dan disyaratkan
pensucian batin dari sifat-sifat tercela dengan mengamalkan tuntunan budi
luhur.
3.
Titik temu dan persimpangan
TITIK TEMU
|
PERSIMPANGAN
|
Ø Keyakinan
(Tuhan Yang Maha Esa)
Ø Pengalaman
(terdapat pengalaman ‘persatuan’ dengan Tuhan )
Ø Laku
Ø Guru sang
pembawa ajaran
Ø Mengajarkan
moral / akhlak (tujuan)
Ø Sama-sama
adanya pusat kegiatan
Ø Mempunyai
dasar yang sama
Ø Zuhud,
asketik, laku ada pada kedua pola mistik Islam dan Jawa ini.
|
Ø Tarekat :
Allah, Kebatinan : Tuhan
Ø Tarekat :
Baiat, Kebatinan : tidak ada
Ø Tarekat : Syari’at,
Keatinan : renungan (hati)
Ø Tarekat :
dasarnya Al-qur’an dan Sunnah,
Ø Kebatinan :
tergantung alirannya, sinkritis (non Al-qur’an)
Ø Kebatinan :
kedikjayaan
|
Ijin menjadi bahan bacaan, terimakasih ...:-)
ReplyDeleteBarakallah,-
Ijin menjadi bahan bacaan, terimakasih ...:-)
ReplyDeleteBarakallah,-