A. Pengertian
Etika, Moral dan Akhlak
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti adat kebiasaan.
Dalam bahasa Latin disebut “Mores”
yang menjadi akar kata moral. Sedangkan secara terminologi, Welster’sDictionary berpendapat
bahwasanyaetika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinspip-prinsip yang
disistemasir tentang tindakan moral.
Dan bisa disimpulkan bahwasannya etika adalah teori
atau kaidah tentang tingkah laku manusia dipandang dari nilai baik dan buruk
sejauh dapat ditentukan oleh akal manusia. Tujuannya adalah mencari kriteria
baik dan buruk secara universal yang berlaku pada setiap ruang dan waktu.
Sedangkan Moral berasal dari bahasa Latin “Mores”, yang secara terminologi memiliki
pengertian sama dengan susila, yakni tindakan manusia yang sesuai dengan
ide-ide umum dan diterimanya tindakan yang baik dan wajar. Jadi, tindakan
susila adalah tindakan yang sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang umum dan
diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.
Dengandemikianetikadan
moral memiliki persamaan yaitu adanya ukuran tindakan baik, wajar
danumummenurutsuatukelompokmasyarakattertentu. Sedangkan
perbedaanya adalah etika lebih cenderung kepada teori dan memandang perbuatan
manusia secara universal, sedangkan moral mengarah kepada hal-hal yang sifatnya
praktis dan memandang perbuatan manusia secara lokal. Etikajuga membicarakanapa
yang seharusnya, sementara moral berbicaraapaadanya.
Sedangkan akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat
atau bentuk atau keadaan yang tertanam dalam jiwa, yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan lagi. Oleh karena itu ada empat hal dalam akhlak, yaitu:
a)
Perbuatan yang baikatau buruk.
b)
Mampu melaksanakan.
c)
Mengetahui mana yang baik dan yang buruk.
d)
Keadaan jiwa yang cenderung dan menyukai kepada salah
satunya yaitu perkara yang baik atau yang buruk.
Akhlak adalah kemauan yang kuat tentang
suatu perbuatan yang dilakukan berulang kali sehingga menjadi kebiasaan yang
mengarah kepada kebaikan atau keburukan. Pengertian menunjukkan adanya unsur
kebebasan,
yakni tidak adanya pemaksaan dalam melakukan suatu perbuatan tersebut. Sebagaimana
dikatakan oleh Ahmad Amin (1977) dalam bukunya Kitab al-akhlaq bahwa
akhlak ialah: “kehendak yang dibiasakan. Jika kehendak itu dilakukan secara
terus menerus dan menjadi kebiasaan atau adat, maka dinamakan akhlak”.
Perbuatan yang ditimbulkan dari
kehendak mengandung;
a)
Perasaan.
b)
Keinginan.
c)
Pertimbangan.
d)
Azam/kehendak.
Jadi akhlak
adalah semua cita-cita, pemikiran baik atau buruk masih terpendam dalam
kandungan batin yang merupakan bibit yang masih kecil dan terbungkus sifatnya.Dan semua ini yang dinilai baik atau buruk, sangat
tergantung pada niatnya.Hal ini menunjukkan nilai baik atau buruk adalah motif
yang terdapat dalam jiwa seseorang, bukan perbuatannya.
Akhlak Islam
melingkupi ukuran-ukuran dalam perbuatan yang baik dan yang buruk
dan sekaligus terwujudnya dalam perbuatan manusia.Oleh karena itu pembahasan
akhlak pada hakikatnya adalah etika dan moral Islam sekaligus.
B. Jenis
Akhlak
Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah bahwa akhlak dari
sudut pandang manusia dengan segala seginya dapat dibedakan menjadi dua jenis
akhlak, yaitu:
1. Akhlak
Dlarury
Yaitu akhlak
yang asli dan otomatis yang merupakan pemberian Tuhan secara langsung tanpa
memerlukan latihan, pembiasaan dan pendidikan. Akhlak semacam ini hanya
dimiliki oleh manusia-manusia pilihan Tuhan, yaitu: para Nabi dan Rasul-Nya.
Sedangkan bagi orang mu’min yang shalih tidak tertutup kemungkinan sejak lahir
sudah berakhlak dan berbudi luhur.Namun dengan mengetahui potensi yang baik dan
yang buruk sejak kecil itu tetap diperlukan latihan dan didikan. Sebagaimana
firman Allah dalam Surat Al-A’raf: 199yang artinya: “berilah maaf dan serulah dengan kebaikan dan berpalinglah engkau dari
orang-orang yang bodoh”.
2. Akhlak
Mukhtasabah
yaitu budi
pekerti yang harus dicari dengan jalan melatih, mendidik, membiasakan yang baik dan tingkah laku serta cara berfikir
yang tepat. Dengan demikian, kesadaran moral atau mengetahui baik dan buruk
harus dikembangkan dan pengembangan potensi tersebut membutuhkan syarat yaitu:
a. Maturatet yaitu
kematangan dari segi pemikiran dan perasaan serta kehendak yang mendalam.
b. Pendidikan, pendidik
terpenting adalah orang tua atau keluarga untuk mengarahkan kepada perilaku
yang baik dan mulia, dan ini akan menjadi landasan bagi proses pendidikan
selanjutnya.
C. Pengertian Ilmu
Akhlak dan tujuannya
Ilmu
akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa
yang seharusnya dan sebenarnya dilakukan, menunjukkan jalan untuk melakukan
perbuatan, dan menyatakan tujuan dalam mengerjakan suatu perkerjaan/perbuatan.Tujuan
mempelajari ilmu akhlak menurut Ahmad Amin (1977) adalah untuk: “Mendorong
kehendak kita supaya membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan
kesempurnaan, mendorong kehendak untuk berbuat baik.”Namun demikian, perlu
diketahui bahwa mempelajari ilmu akhlak tidak lantas tingkah lakunya menjadi
baik dan terpuji, tanpa adanya kesadaran moral untuk menerapkan ilmu tersebut
dalam perilaku aktif.
No comments:
Post a Comment